Mengenal Macam-macam Pelumas Dan Tujuan Penggunaannya
Apa Saja Manfaat dan Tugas Utama Pelumas Pada Mesin?
Bahan-bahan yang dapat di buat menjadi minyak pelumas dapat di bagi atas tiga jenis yaitu:Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi gaya gesek. Zat ini merupakan fraksi hasil destilasi minyak bumi yang memiliki suhu 105-135 derajat celcius. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam.
- Bahan-bahan pelumas yang berasal dari hewan yang sebagai contohnya adalah minyak atau lemak ikan, lemak sapi, lemak kambing, dan lain sebagainya. Bahan pelumas dari hewan ini diperkirakan merupakan pelumas yang paling tua umurnya.
- Bahan dari tumbuh-tumbuhan yang contohnya antara lain adalah minyak jarak, minyak kelapa dan minyak biji kapas.
- Bahan yang berasal dari tambang. Bahan hasil tambang atau bahan mineral yang dapat menghasilkan minyak pelumas terdiri dari banyak macamnya antara lain adalah minyak bumi dan batubara. Sebagi minyak moderen pelumas saat ini banyak digunakan minyak yang berasal dari pengolahan minyak bumi. Minyak yang berasal dari minyak bumi ini dikenal dengan nama minyak mineral.
Pada mulanya hanya bahan-bahan yang berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan saja yang digunakan sebagai bahan minyak pelumas. Tetapi kemudian dengan ditemukannya sumur minyak bumi yang pertama kalinya ditemukan di Amerika Serikat (yang digunakan dengan teknologi morern), yang selanjutnya minyak bumi yang diperoleh itu diolah dengan menghasilkan bahan bakar dan bahan yang dapat digunakan sebagai minyak pelumas serta bahan lainnya.
Fungsi dan tujuan pelumasan
Pada berbagai jenis mesin dan peralatan yang sedang bergerak, akan terjadi peristiwa pergesekan antara logam. Oleh karena itu akan terjadi peristiwa pelepasan partikel partikel dari pergesekan tersebut. Keadaan dimana logam melepaskan partikel disebut aus atau keausan. Untuk mencegah atau mengurangi keausan yang lebih parah yaitu memperlancar kerja mesin dan memperpanjang usia dari mesin dan peralatan itu sendiri, maka bagian bagian logam dan peralatan yang mengalami gesekan tersebut diberi perlindungan ekstra.1. Tugas pokok pelumas
Pada dasarnya yang menjadi tugas pokok pelumas adalah mencegah atau mengurangi keausan sebagai akibat dari kontak langsung antara permukaan logam yang satu dengan permukaan logam lain terus menerus bergerak. Selain keausan dapat dikurangi, permukaan logam yang terlumasi akan mengurangi besar tenaga yang diperlukan akibat terserap gesekan, dan panas yang ditimbulkan oleh gesekan akan berkurang.
Fungsi sistem pelumas pada mesin antara lain:2. Tugas tambahan pelumas
- Untuk mendinginkan komponen mesin secara langsung.
- Untuk membilas kotoran yang tertempel pada komponen mesin.
- Untuk melumasi komponen mesin yang bergesekan.
- Untuk mencegah terjadinya keausan pada setiap komponen mesin.
Selain mempunyai tugas pokok, pelumas juga berfungsi sebagai penghantar panas. Pada mesin mesin dengan kecepatan putaran tinggi, panas akan timbul pada bantalan bantalan sebagai akibat dari adanya gesekan yang banyak. Dalam hal ini pelumas berfungsi sebagai penghantar panas dari bantalan untuk mencegah peningkatan temperatur atau suhu mesin.
Suhu yang tinggi akan merusak daya lumas. Apabila daya lumas berkurang, maka maka gesekan akan bertambah dan selanjutnya panas yang timbul akan semakin banyak sehingga suhu terus bertambah. Akibatnya pada bantalan bantalan tersebut akan terjadi kemacetan yang secara otomatis mesin akan berhenti secara mendadak. Oleh karena itu, mesin mesin dengan kecepatan tinggi digunakan pelumas yang titik cairnya tinggi, sehingga walaupun pada suhu yang tinggi pelumas tersebut tetap stabil dan dapat melakukan pelumasan dengan baik.
Kepekaan dari suatu minyak pelumas terhadap suhu merupakan hal yang sangat penting, untuk menerangkan hubungan ini biasanya di gunakan angka empiris yang dinamakan indeks viskositas atau IV. Angka tersebut menunjukan bahwa semakin besarnya angka IV akan bertambah kecil perubahan viskositasnya terhadap perubahan suhu. Pada mulanya penentuan Indeks Viskositas ini di lakukan oleh Dean dan Davis pada tahun 1929 di Amerika Serikat. Caranya ialah dengan mengambil dua group minyak bumi yaitu jenis Pennsylvania dan jenis Gulf Coast. Jenis Pennsylvania merupakan jenis yang sangat kecil perubahan viskositanya terhadap perubahan suhu dan jenis ini ditentukan sebagai group pembanding yang IV-nya = 100. Sedangkan untuk jenis Gulf Coast yang sangat besar perubahan viskositasnya terhadap perubahan suhu sebagai group pembanding yang terkecil yaitu dengan IV = 0.Jenis jenis pelumas
Terdapat berbagai jenis minyak pelumas. Jenis jenis minyak pelumas dapat dibedakan penggolongannya berdasarkan bahan dasar (base oil), bentuk fisik, dan tujuan penggunaan.
1. Dilihat dari bentuk fisiknya :
a. Minyak pelumas
b. Gemuk pelumas
c. Cairan pelumas
2. Dilihat dari bahan dasarnya :
a. Pelumas dari bahan nabati
b. Pelumas dari bahan hewani
c. Pelumas sintetis
3. Dilihat dari penggunaannya :
a. Pelumas kendaraan
b. Pelumas industri
c. Pelumas perkapalan
d. Pelumas penerbangan
4. Dilihat dari pengaturannya :
i. Pelumas kendaraan bermotor :
1. Minyak pelumas motor kendaraan baik motor bensin / Diesel 2. Minyak pelumas untuk transmisi 3. Automatic transmission fluid & hydraulic fluid
ii. Pelumas motor diesel untuk industri :
1. Motor diesel berputar cepat 2. Motor diesel berputar sedang 3. Motor diesel berputar lambat
iii. Pelumas untuk motor mesin 2 langkah :
1. Untuk kendaraan bermotor 2. Untuk perahu motor 3. Lain lain ( gergaji mesin, mesin pemotong rumput )
iv. Pelumas khusus
Jenis pelumas ini banyak ragamnya yang penggunaannya sangat spesifik untuk setiap jenis, di antaranya adalah untuk senjata api, mesin mobil balap, peredam kejut, pelumas rem, pelumas anti karat, dan lain-lain.
Penggunaan pelumas
Untuk memperoleh hasil yang maksimal atau memuaskan di dalam sistem pelumasan ini maka mutlak diperlukan adanya selektifitas penggunaan pelumas itu sendiri, yaitu menentukan jenis pelumas yang tepat untuk mesin dan peralatan yang akan dilumasi. Hal ini untuk mencegah salah pilih dari pelumas yang akan dipakai yang dapat berakibat fatal.
1. Hal hal yang perlu diperhatikan :
a. Rekomendasi pabrik pembuat mesin
Biasanya pabrik pembuat mesin seperti pabrik kendaraan bermotor dan pabrik mesin mesin industri memberi petunjuk jenis pelumas yang direkomendasikan untuk digunakan. Petunjuk ini sangat terperinci sedemikian rupa bagi pelumasan masing masing bagian dalam jangka waktu tertentu.
b. Bahan bakar yang digunakan
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa pelumasan untuk mesin dengan bahan bakar bensin berbeda dengan pelumasan untuk mesin berbahan bakar solar atau gas.Apabila tidak ada ketentuan ukuran atau aturan penggunaan pelumas oleh pembuat mesin, maka anjuran dalam penggunaan pelumas biasanya dilaksanakan oleh para teknisi pabrik dengan melihat pada :
– Data teknis dari mesin – Pengetahuan tentang pelumasan dari para teknisi – Pengalaman dari para teknisi
c. Perkembangan teknis pelumas
Hasil kemajuan yang dicapai di bidang pelumas ini, pada dasarnya adalah hasil kerjasama antara pabrik pembuat mesin, pembuat pelumas, dan pembuat bahan bahan tambahan ( additif ). Walaupun terdapat beragam pelumas berkualitas tinggi, namun pada intinya yang menentukan mutu dan daya guna suatu pelumas terdiri dari 3 faktor :
1. Bahan dasar ( based oil ). 2. Teknik dan pengolahan bahan dasar dalam pembuatan pelumas. 3. Bahan bahan additif yang digunakan atau dicampurkan kedalam bahan dasar untuk mengembangkan sifat tertentu guna tujuan tertentu.
Sebenarnya base oil mempunyai segala kemampuan dasar yang dibutuhkan dalam pelumasan. Tanpa aditifpun, sebenarnya minyak dasar sudah mampu menjalankan tugas-tugas pelumasan. Namun unjuk kerjanya belum begitu sempurna dan tidak dapat digunakan dalam waktu lama.
ISTILAH-ISTILAH PADA MINYAK PELUMAS
Istilah-istilah teknis tentang minyak pelumas sering dianggap remeh, padahal dengan mengatahui istilah-istilah yang ada pada pelumas, maka kita akan tahu persis baik tidaknya atau tepat tidaknya penggunaan suatu pelumas :
1. Viscosity; adalah kekentalan suatu minyak pelumas yang merupakan ukuran kecepatan bergerak atau daya tolak suatu pelumas untuk mengalir. Pada temperatur normal, pelumas dengan viscosity rendah akan cepat mengalir dibandingkan pelumas dengan viscosity tinggi. Biasanya untuk kondisi operasi yang ringan, pelumas dengan viscosity rendah yang diajurkan untuk digunakan, sedangkan pada kondisi operasi tinggi dianjurkan menggunakan pelumas dengan viscosity tinggi
2. Viscosity Index (Indeks viskositas); merupakan kecepatan perubahan kekentalan suatu pelumas ddikarenakan adanay perubahan temperatur. Makin tinggi VI suatu pelumas, maka akan semakin kecil terjadinya perubahan kekentalan minyak pelumas meskinpun terjadi perubahan temperatur. Pelumas biasa dapat memiliki VI sekitar 100, sedang yang premium dapat mencapai 130, untuk sithetis dapat mencapai 250.
3. Flash point; titik nyala suatu pelumas adalah menunjukkan temperatur kerja suatu pelumas dimana pada kondisi temperatur tsb akan dikeluarkan uap air yang cukup untuk membentuk campuran yang mudah terbakar dengan udara.
4. Fire point; adalah menunjukkan pada titik temperatur dimana pelumas akan dan terus menyala sekurang-kurangnya selama 5 detik.
5. Pour point; merupakan titik tempratur dimana suatu pelumas akan berhenti engalir dengan leluasa.
6. Cloud point; keadaan dimana pada temperatur tertentu maka lilin yang larut di dalam minyak pelumas akan mulai membeku..
7. Aniline point; merupakan pentunjuk bahwa minyak pelumas tertentu sesuai sifat-sifatnya dengan sifat-sifat karet yang digunakan sebagai seal dan slang. Hal ini ditetapkan sebagai temperatur dimana volume yang sama atau seimbang dari minyak pelumas adan aniline dapat dicampur
8. Neutralisation Number or Acidity; merupakan ukuran dari alkali yang diperlukan untuk menetralisir suatu minyak Makin tinggi angka netralissasi maka akan semakin banyak asam yang ada. Minyak yang masih baru tidak mengandung asam bebas dan acidity numbernya dapat kurang atau sama dengan 0,1. Sedangkan pelumas bekas, akan mengandung acidity number yang lebih tinggi.
9. Ash; Apabila pelumas habis terbakar maka akan terbentuk abu (ash) atau abu sulfat. Hal ini berhubungan dengan pengukuran kemurnian suatu pelumas.