Budidaya Gandum, Cara Tanam Pembibitan Sampai Panen
Gandum memang bukan makanan pokok masyarakat Indonesia tetapi seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan pangan pengganti nasi sebagai sumber karbohidrat, tanaman gandum merupakan satu alternatif yang bisa dikembangkan di negara kita. Sehubungan dengan hal tersebut, Badan Litbang Pertanian telah melakukan beberapa penelitian yang menghasilkan beberapa varietas gandum yang bisa dan cocok untuk ditanam di Indonesia.
Ditinjau dari kandungan nutrisi, gandum merupakan tanaman serealia yang memiliki komposisi nutrisi lebih tinggi dari tanaman serealia lain. Komposisi protein gandum (13%), jagung, dan oats (10%), padi (8%), barley dan rye (71%). Gandum memiliki kandungan glutein yang tinggi sampai 80%. Kandungan ini merupakan karakter kandungan fitokimia yang khas dibandingkan dengan serealia lain. Glutein merupakan protein yang bersifat kohesif dan liat yang berperan sebagai zat penentu elastisitas adonan berbasis tepung (Sleper dan Poehlman 2006).
Tanaman gandum yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi sudah menjadi sumber bahan pangan alternatif yang merata bagi masyarakat Indonesia. Beberapa manfaat dari olahan gandum yang sering dikonsumsi masyarakat adalah sebagai makanan ringan roti, biskuit, es krim, makaroni, dan kue. Beragamnya produk olahan berupa terigu menyebabkan permintaan gandum meningkat sebanding dengan tingkat konsumsi masyarakat terkait dengan pendapatan dan laju pertambahan penduduk yang selalu meningkat (Adnyana et al. 2006).
Indonesia tercatat sebagai negara pengimpor gandum terbesar kedua di dunia. Berdasarkan laporan United State Department of Agriculture (USDA) Mei 2012, impor gandum Indonesia diprediksi mencapai 7.1 juta ton, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 6.7 juta ton (Detikfinance 2012). Berdasarkan kondisi tersebut, jika volume impor gandum terus meningkat maka dapat mengurangi devisa negara. Mengatasi hal tersebut, pemerintah telah berupaya membudidayakan tanaman gandum di Indonesia dengan cara introduksi gandum dari negara lain dan pemuliaan tanaman dengan berbagai macam metode.
Pengembangan gandum di Indonesia diharapkan dapat mengurangi atau bahkan tanpa impor. Gandum sudah diintroduksi ke Indonesia sejak tahun 1784 dan ditanam dalam areal yang tidak terlalu luas serta dirotasikan dengan tanaman padi atau palawija pada daerah dataran tinggi di Pulau Jawa. Namun kegiatan penelitian baru dirintis sejak tahun 1972 (Van Ginkel dan Villareal1996).Sampai sekarangproses pengembangan tanaman gandum di Indonesia masih terus dilakukan untuk memperoleh varietas gandum yang toleran di dataran rendah maupun dataran tinggi.
Indonesia mempunyai potensi lahan untuk mengembangkan tanaman gandum seluas 73455 ha yang tersebar di 15 provinsi . Lahan pengembangan gandum terluas di provinsi Bengkulu seluas 30800 hektar dan terkecil di Sumatera Barat seluas 125 hektar , sehingga peluang untuk mengembangkan gandum cukup terbuka (Dirjen Tanaman Pangan 2010).
Bagaimana Cara Membudidayakan dan Menanam Gandum di Indonesia?
Sebelum memulai budidaya gandum maka yang perlu diperhatikan adalah lokasi yang tepat dan ideal untuk mengembangkan tanaman gandum ini. Lokasi yang ideal untuk penanaman gandum di Indonesia adalah di daerah dataran menengah sampai dataran tinggi yang memiliki ketinggian mulai dari 800 m dpl, dengan suhu udara 15-25oC. Kelembaban udara yang diperlukan 80-90% dengan curah hujan paling tidak 600 mm per tahun, pH tanah 6,5-7,1 serta tanah yang gembur dan subur lebih disukai oleh tanaman gandum. Tanah yang tergenang tidak disukai oleh tanaman gandum.
Pemilihan dan Penyediaan Bibit/Benih Gandum
(1) kemurnian benih mini-mal 98 %,
(2) campuran benih varietas lain maksimal 0,2 %,
(3) biji gulma maksimal 0,1 %,
(4) kotoran maksimal 2 %,
(5) daya tumbuh minimal 80 %
(6) kadar air mak-simal 13 %
Pengolahan dan Persiapan Lahan
Pengolahan tanah untuk tanaman gandum sama seperti padi gogo dan tumbuhan palawija. Tanah harus dicangkul terlebih dahulu supaya strukturnya menjadi gembur dan memiliki aerasi yang baik. Pencangkulan pertama bertujuan untuk membuat tanah menjadi gembur dan membersihkan gulma. Seminggu kemudian, dilakukan pengolahan tanah kedua untuk meratakan permukaan tanah, memberikan pupuk kandang, dan membentuk bedengan.
Bedengan dibuat sedemikian rupa yang mempunyai lebar 2 m dan panjang menyesuaikan kondisi lahan. Adapun jarak antar-bedengan yang dianjurkan adalah 50 cm. Sedangkan jarak tanamnya 20 x 10 cm, 25 x 10 cm, 25 x 5 cm, atau 30 x 10 cm tergantung varietas gandum yang ditanam dan tingkat kesuburan lahan. Pastikan lahan dilengkapi dengan saluran irigasi yang lancar. Selanjutnya lahan tersebut didiamkan selama 7-10 hari supaya kondisinya normal kembali. Tanah dicangkul sedalam 25-30 cm satu minggu sebelum tanam, kemudian dibiarkan, bila sebelumnya tanah diberakan maka pengolahan tanah dilakukan dua kali. Setelah itu buat bedengan sekitar 2 meter lebarnya dengan panjang menyesuaikan dengan kondisi lahan, selokan antar bedengan dibuat selebar 50 cm sedalam 25 cm.
Persiapan dan Cara Penanaman Gandum
Gandum sebaiknya ditanam di awal musim kemarau atau akhir musim hujan. Cara tanam dengan menggunakan tugal di dalam barisan kemudian benih 1-2 butir dimasukkan ke dalam lubang kemudian ditutup kembali menggunakan tanah. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 cm x 10 cm atau 25 x 10 cm.
Atau bisa juga dengan cara sebagai berikut: Benih gandum ditanamkan ke lubang tanam yang telah dibuat. Larikan ini memiliki alur/jarak sekitar 5 cm dengan jarak antar-larikan yaitu 25 cm. Di dalam lubang tanam yang telah berisi benih gandum ini kemudian ditaburi Furadan secukupnya untuk mencegah benih diserang hama. Setelah itu, tutuplah lubang tanam tersebut menggunakan tanah di sekitarnya.
Perawatan Tanaman Gandum (Pengairan, Penyiangan dan Pemupukan)
Setelah tanam benih gandum dan pemupukan dasar, lahan perlu diairi agar benih dapat berkecambah dan tumbuh dengan baik. Selanjutnya pengairan dilakukan setelah dilakukan penyiangan dan pemupukan susulan yaitu pada umur 30 HST (Hari Setelah Tanam), pada waktu fase bunting sampai ke luar malai (45-65 HST) dan pada fase pengisian biji sampai masak (70-90 HST).
Gulma harus dibersihkan secara rutin agar tanaman gandum bisa tumbuh dengan optimal. Gulma berjenis daun lebar bisa dibasmi menggunakan herbisida 2,4 D dan MEPA. Sedangkan gulma berdaun sempit dapat diberantas dengan dalapon, barban, dan diallate. Bisa juga menerapkan kultur teknik dengan menanam leguminosa di antara barisan tanaman gandum.
Proses penyiangan gulma dilakukan sebanyak 2-3 kali tergantung jumlah populasinya. Penyiangan pertama dikerjakan pada saat tanaman berusia sebulan. Berikutnya penyiangan kedua dilakukan sekitar 3-4 minggu kemudian tergantung banyak dan tingginya gulma yang hidup di lahan. Penyiangan dilakukan secara manual menggunakan arit.
Pemupukan dasar dapat dilakukan sebelum atau pada saat tanam. Pupuk organik dicampur dengan tanah dalam bedengan sejumlah 10-20 ton/ha. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan susulan. Pupuk susulan diberikan saat 7-14 HST sebanyak 100 kg/ha urea, 100 kg/ha SP36 dan 50 kg/ha KCl, sedangkan pupuk susulan kedua diberikan pada saat tanaman berumur 30 HST dengan dosis yang sama yaitu 100 kg/ha urea, 100 kg/ha SP36 dan 50 kg/ha KCl. Penyiangan ketiga dapat dilakukan bila populasi gulma tinggi/banyak.
Atau bisa juga pupuk pertama diberikan pada saat pengolahan lahan atau penanaman benih. Pupuk yang digunakan umumnya yaitu pupuk anorganik berupa P2O5 dan K2O sebagan N. Pupuk diberikan dengan cara dibenamkan ke dalam tanah atau diaduk merata dengan tanah. Dosis pupuk yang digunakan biasanya 20 ton/hektar
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama utama tanaman gandum salah satunya adalah ulat tanah yang bisa dikendalikan dengan pemberian Furadan pada lubang tanam. Hama utama lain adalah kepik hijau dan aphids yang dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida. Jamur menyerang pada saat curah hujan tinggi dan dikendalikan dengan penyemprotan fungisida.
Pencegahan hama dan penyakit di lapangan paling baik dengan menanam varietas gandum yang mempunyai ketahanan (resistensi) horizontal, jika terjadi serangan hama atau penyakit.
Penyemprotan dengan insektisida/fungisida merupakan cara yang paling praktis. Insektisida dapat bersifat racunperut, kontak, sistemik dan fumigan (gas).
Racun perut efektif untuk membe-rantas serangga atau ulat pemakan organ tanaman di bagian atas, misalnya ulat batang, ulat daun dan walang sangit.
Contoh insektisida tersebut ialah Phosvel danAgrothion.
Pestisida kontak sangat baik untuk serangga yang kurang lincah, misalnya tungau, kepik hijau, kumbang, kutu daun dan batang. Contoh insektisidanya yaitu Sevin, Meptox dan lainnya.
Pestisida sistemik adalah racun yang dapat masuk kedalam jaringan tanaman. sangat baik untuk serangga pengisap cairan tanaman, misalnya hama penggerek,wereng, kepinding tanah.
Contohnya antara lain Diazinon, Phosphamidon, Fenitrothion, Gama BHC 6G, Agrocida, Sandoz 5G, Sevidal 8-8G.
Konsentrasi yang berupa cairan dosis umum adalah 2cc/L, dengan pemakaian cairan tidak lebih dari 1000L/ha dalam sekali pemakaian, sedangkan yang berupa granula tidak melebibi 50 kg/ha.
Fumigan misalnya Nogos meracuni pernafasan serangga.
Pemberantasan hama dan penyakit dengan cara kultur teknis sering dilakukan petani secara tidak sengaja, yaitu dengan mengolah tanah, sistem rotasi tanaman dan penyiangan gulma, serta menanam varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit utama.
Pemakaian pestisida yang efektif harus memperhatikan harga pestisida yang relatif mahal dan kondisi cuaca pada waktu pemakaian.
Fungisida yang banyak digunakan yaitu Dithane M45. Bakterisida belum banyak dikenal oleh petani diIndonesia.
Pencegahan hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida seminggu sekali dengan pemakaian yang bergiliran.
Untuk mencegah serangan nematoda yang terdapat dalam tanah (terutama pada waktu musim hujan), terlebih dahulu tanah diberi perlakuan dengan Furadan3G, dengan dosis 25-30 kg/ha.
Pada tanah yang populasinya tinggi pemberian Furadandapat diberikan 2-3 kali selama masa pertumbuhan gandum, yaitu pada waktu tanam, masa bertunas dan masa reproduktif.
Cara pemberiannya dengan disebar di atas permukaan tanah atau dicampur bersama pupuk.
Umur dan Cara Panen Gandum
Saat panen gandum adalah apabila 80% dari rumpun telah bermalai, jerami, batang dan daun telah menguning serta biji sudah mengeras. Umur panen gandum berkisar 90-125 hari tergantung ketinggian tempat. Pemanenan dilakukan saat cuaca cerah dengan cara menyabit batang gandum dengan sabit bergerigi. Selanjutnya malai dijemur kemudian dirontokkan dengan tresher padi yang sudah dimodifikasi.
Ciri-ciri tanaman gandum yang layak panen adalah 80 persen dari rumpun telah bermalai serta jerami, batang, dan daunnya sudah tampak menguning. Ada pula petani yang baru memanen gandum ketika 20 persen dari batang malai sudah matang penuh dan butiran-butiran gandum telah cukup keras bila ditekan memakai tangan.
Masa panen ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pematangan dan cuaca. Jangan memanen gandum terlalu matang karena posturnya akan rebah sehingga menyebabkan banyak bulir-bulir gandum yang rontok. Pemanenan dilaksanakan dengan memotong batang gandum sepanjang 30 cm dari ujung malai sehingga memudahkan dalam proses pengangkutan dan pemisahan biji.
Referensi:
Ditinjau dari kandungan nutrisi, gandum merupakan tanaman serealia yang memiliki komposisi nutrisi lebih tinggi dari tanaman serealia lain. Komposisi protein gandum (13%), jagung, dan oats (10%), padi (8%), barley dan rye (71%). Gandum memiliki kandungan glutein yang tinggi sampai 80%. Kandungan ini merupakan karakter kandungan fitokimia yang khas dibandingkan dengan serealia lain. Glutein merupakan protein yang bersifat kohesif dan liat yang berperan sebagai zat penentu elastisitas adonan berbasis tepung (Sleper dan Poehlman 2006).
Tanaman gandum yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi sudah menjadi sumber bahan pangan alternatif yang merata bagi masyarakat Indonesia. Beberapa manfaat dari olahan gandum yang sering dikonsumsi masyarakat adalah sebagai makanan ringan roti, biskuit, es krim, makaroni, dan kue. Beragamnya produk olahan berupa terigu menyebabkan permintaan gandum meningkat sebanding dengan tingkat konsumsi masyarakat terkait dengan pendapatan dan laju pertambahan penduduk yang selalu meningkat (Adnyana et al. 2006).
Indonesia tercatat sebagai negara pengimpor gandum terbesar kedua di dunia. Berdasarkan laporan United State Department of Agriculture (USDA) Mei 2012, impor gandum Indonesia diprediksi mencapai 7.1 juta ton, dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 6.7 juta ton (Detikfinance 2012). Berdasarkan kondisi tersebut, jika volume impor gandum terus meningkat maka dapat mengurangi devisa negara. Mengatasi hal tersebut, pemerintah telah berupaya membudidayakan tanaman gandum di Indonesia dengan cara introduksi gandum dari negara lain dan pemuliaan tanaman dengan berbagai macam metode.
Pengembangan gandum di Indonesia diharapkan dapat mengurangi atau bahkan tanpa impor. Gandum sudah diintroduksi ke Indonesia sejak tahun 1784 dan ditanam dalam areal yang tidak terlalu luas serta dirotasikan dengan tanaman padi atau palawija pada daerah dataran tinggi di Pulau Jawa. Namun kegiatan penelitian baru dirintis sejak tahun 1972 (Van Ginkel dan Villareal1996).Sampai sekarangproses pengembangan tanaman gandum di Indonesia masih terus dilakukan untuk memperoleh varietas gandum yang toleran di dataran rendah maupun dataran tinggi.
Indonesia mempunyai potensi lahan untuk mengembangkan tanaman gandum seluas 73455 ha yang tersebar di 15 provinsi . Lahan pengembangan gandum terluas di provinsi Bengkulu seluas 30800 hektar dan terkecil di Sumatera Barat seluas 125 hektar , sehingga peluang untuk mengembangkan gandum cukup terbuka (Dirjen Tanaman Pangan 2010).
Bagaimana Cara Membudidayakan dan Menanam Gandum di Indonesia?
Sebelum memulai budidaya gandum maka yang perlu diperhatikan adalah lokasi yang tepat dan ideal untuk mengembangkan tanaman gandum ini. Lokasi yang ideal untuk penanaman gandum di Indonesia adalah di daerah dataran menengah sampai dataran tinggi yang memiliki ketinggian mulai dari 800 m dpl, dengan suhu udara 15-25oC. Kelembaban udara yang diperlukan 80-90% dengan curah hujan paling tidak 600 mm per tahun, pH tanah 6,5-7,1 serta tanah yang gembur dan subur lebih disukai oleh tanaman gandum. Tanah yang tergenang tidak disukai oleh tanaman gandum.
Pemilihan dan Penyediaan Bibit/Benih Gandum
Agar mendapatkan hasil produksi yang optimal sebaiknya selalu gunakan benih yang besertifikat agar kualitasnya lebih terjamin. Benih yang bagus berasal dari malai yang matang pada batang utama, memiliki bentuk dan warna yang seragam, bebas dari hama dan penyakit, serta berbobot tinggi dan seragam. Kebutuhan benih gandum sekitar 100 kg/hektar. Sebelum ditebarkan, benih harus direndam di air bersih terlebih dahulu selama 1-2 jam. Benih yang terapung di air harus dibuang karena telah rusak.Syarat dan Cici Benih gandum yang baik adalah yang:
- 1) Berasal dari malai yang matang pada batang utama,
- 2) Mempunyai bentuk dan warna yang seragam,
- 3) Bebas dari hama dan penyakit, serta
- 4) Mempunyai bobot yang tinggi dan seragam. Benih gandum memiliki masa dormansi yang tidak terlalu lama yaitu 0 hingga 4 bulan. Benih yang dibutuhkan yaitu 75-100 kg/ha dengan sistem tugal. Varietas yang banyak ditanam di Indonesia saat ini adalah Dewata dan Selayar.
(1) kemurnian benih mini-mal 98 %,
(2) campuran benih varietas lain maksimal 0,2 %,
(3) biji gulma maksimal 0,1 %,
(4) kotoran maksimal 2 %,
(5) daya tumbuh minimal 80 %
(6) kadar air mak-simal 13 %
Pengolahan dan Persiapan Lahan
Pengolahan tanah untuk tanaman gandum sama seperti padi gogo dan tumbuhan palawija. Tanah harus dicangkul terlebih dahulu supaya strukturnya menjadi gembur dan memiliki aerasi yang baik. Pencangkulan pertama bertujuan untuk membuat tanah menjadi gembur dan membersihkan gulma. Seminggu kemudian, dilakukan pengolahan tanah kedua untuk meratakan permukaan tanah, memberikan pupuk kandang, dan membentuk bedengan.
Bedengan dibuat sedemikian rupa yang mempunyai lebar 2 m dan panjang menyesuaikan kondisi lahan. Adapun jarak antar-bedengan yang dianjurkan adalah 50 cm. Sedangkan jarak tanamnya 20 x 10 cm, 25 x 10 cm, 25 x 5 cm, atau 30 x 10 cm tergantung varietas gandum yang ditanam dan tingkat kesuburan lahan. Pastikan lahan dilengkapi dengan saluran irigasi yang lancar. Selanjutnya lahan tersebut didiamkan selama 7-10 hari supaya kondisinya normal kembali. Tanah dicangkul sedalam 25-30 cm satu minggu sebelum tanam, kemudian dibiarkan, bila sebelumnya tanah diberakan maka pengolahan tanah dilakukan dua kali. Setelah itu buat bedengan sekitar 2 meter lebarnya dengan panjang menyesuaikan dengan kondisi lahan, selokan antar bedengan dibuat selebar 50 cm sedalam 25 cm.
Persiapan dan Cara Penanaman Gandum
Gandum sebaiknya ditanam di awal musim kemarau atau akhir musim hujan. Cara tanam dengan menggunakan tugal di dalam barisan kemudian benih 1-2 butir dimasukkan ke dalam lubang kemudian ditutup kembali menggunakan tanah. Jarak tanam yang digunakan adalah 20 cm x 10 cm atau 25 x 10 cm.
Atau bisa juga dengan cara sebagai berikut: Benih gandum ditanamkan ke lubang tanam yang telah dibuat. Larikan ini memiliki alur/jarak sekitar 5 cm dengan jarak antar-larikan yaitu 25 cm. Di dalam lubang tanam yang telah berisi benih gandum ini kemudian ditaburi Furadan secukupnya untuk mencegah benih diserang hama. Setelah itu, tutuplah lubang tanam tersebut menggunakan tanah di sekitarnya.
Perawatan Tanaman Gandum (Pengairan, Penyiangan dan Pemupukan)
Setelah tanam benih gandum dan pemupukan dasar, lahan perlu diairi agar benih dapat berkecambah dan tumbuh dengan baik. Selanjutnya pengairan dilakukan setelah dilakukan penyiangan dan pemupukan susulan yaitu pada umur 30 HST (Hari Setelah Tanam), pada waktu fase bunting sampai ke luar malai (45-65 HST) dan pada fase pengisian biji sampai masak (70-90 HST).
Gulma harus dibersihkan secara rutin agar tanaman gandum bisa tumbuh dengan optimal. Gulma berjenis daun lebar bisa dibasmi menggunakan herbisida 2,4 D dan MEPA. Sedangkan gulma berdaun sempit dapat diberantas dengan dalapon, barban, dan diallate. Bisa juga menerapkan kultur teknik dengan menanam leguminosa di antara barisan tanaman gandum.
Proses penyiangan gulma dilakukan sebanyak 2-3 kali tergantung jumlah populasinya. Penyiangan pertama dikerjakan pada saat tanaman berusia sebulan. Berikutnya penyiangan kedua dilakukan sekitar 3-4 minggu kemudian tergantung banyak dan tingginya gulma yang hidup di lahan. Penyiangan dilakukan secara manual menggunakan arit.
Pemupukan dasar dapat dilakukan sebelum atau pada saat tanam. Pupuk organik dicampur dengan tanah dalam bedengan sejumlah 10-20 ton/ha. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan susulan. Pupuk susulan diberikan saat 7-14 HST sebanyak 100 kg/ha urea, 100 kg/ha SP36 dan 50 kg/ha KCl, sedangkan pupuk susulan kedua diberikan pada saat tanaman berumur 30 HST dengan dosis yang sama yaitu 100 kg/ha urea, 100 kg/ha SP36 dan 50 kg/ha KCl. Penyiangan ketiga dapat dilakukan bila populasi gulma tinggi/banyak.
Atau bisa juga pupuk pertama diberikan pada saat pengolahan lahan atau penanaman benih. Pupuk yang digunakan umumnya yaitu pupuk anorganik berupa P2O5 dan K2O sebagan N. Pupuk diberikan dengan cara dibenamkan ke dalam tanah atau diaduk merata dengan tanah. Dosis pupuk yang digunakan biasanya 20 ton/hektar
Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama utama tanaman gandum salah satunya adalah ulat tanah yang bisa dikendalikan dengan pemberian Furadan pada lubang tanam. Hama utama lain adalah kepik hijau dan aphids yang dapat dikendalikan dengan penyemprotan insektisida. Jamur menyerang pada saat curah hujan tinggi dan dikendalikan dengan penyemprotan fungisida.
Pencegahan hama dan penyakit di lapangan paling baik dengan menanam varietas gandum yang mempunyai ketahanan (resistensi) horizontal, jika terjadi serangan hama atau penyakit.
Penyemprotan dengan insektisida/fungisida merupakan cara yang paling praktis. Insektisida dapat bersifat racunperut, kontak, sistemik dan fumigan (gas).
Racun perut efektif untuk membe-rantas serangga atau ulat pemakan organ tanaman di bagian atas, misalnya ulat batang, ulat daun dan walang sangit.
Contoh insektisida tersebut ialah Phosvel danAgrothion.
Pestisida kontak sangat baik untuk serangga yang kurang lincah, misalnya tungau, kepik hijau, kumbang, kutu daun dan batang. Contoh insektisidanya yaitu Sevin, Meptox dan lainnya.
Pestisida sistemik adalah racun yang dapat masuk kedalam jaringan tanaman. sangat baik untuk serangga pengisap cairan tanaman, misalnya hama penggerek,wereng, kepinding tanah.
Contohnya antara lain Diazinon, Phosphamidon, Fenitrothion, Gama BHC 6G, Agrocida, Sandoz 5G, Sevidal 8-8G.
Konsentrasi yang berupa cairan dosis umum adalah 2cc/L, dengan pemakaian cairan tidak lebih dari 1000L/ha dalam sekali pemakaian, sedangkan yang berupa granula tidak melebibi 50 kg/ha.
Fumigan misalnya Nogos meracuni pernafasan serangga.
Pemberantasan hama dan penyakit dengan cara kultur teknis sering dilakukan petani secara tidak sengaja, yaitu dengan mengolah tanah, sistem rotasi tanaman dan penyiangan gulma, serta menanam varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit utama.
Pemakaian pestisida yang efektif harus memperhatikan harga pestisida yang relatif mahal dan kondisi cuaca pada waktu pemakaian.
Fungisida yang banyak digunakan yaitu Dithane M45. Bakterisida belum banyak dikenal oleh petani diIndonesia.
Pencegahan hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida seminggu sekali dengan pemakaian yang bergiliran.
Untuk mencegah serangan nematoda yang terdapat dalam tanah (terutama pada waktu musim hujan), terlebih dahulu tanah diberi perlakuan dengan Furadan3G, dengan dosis 25-30 kg/ha.
Pada tanah yang populasinya tinggi pemberian Furadandapat diberikan 2-3 kali selama masa pertumbuhan gandum, yaitu pada waktu tanam, masa bertunas dan masa reproduktif.
Cara pemberiannya dengan disebar di atas permukaan tanah atau dicampur bersama pupuk.
Umur dan Cara Panen Gandum
Saat panen gandum adalah apabila 80% dari rumpun telah bermalai, jerami, batang dan daun telah menguning serta biji sudah mengeras. Umur panen gandum berkisar 90-125 hari tergantung ketinggian tempat. Pemanenan dilakukan saat cuaca cerah dengan cara menyabit batang gandum dengan sabit bergerigi. Selanjutnya malai dijemur kemudian dirontokkan dengan tresher padi yang sudah dimodifikasi.
Ciri-ciri tanaman gandum yang layak panen adalah 80 persen dari rumpun telah bermalai serta jerami, batang, dan daunnya sudah tampak menguning. Ada pula petani yang baru memanen gandum ketika 20 persen dari batang malai sudah matang penuh dan butiran-butiran gandum telah cukup keras bila ditekan memakai tangan.
Masa panen ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pematangan dan cuaca. Jangan memanen gandum terlalu matang karena posturnya akan rebah sehingga menyebabkan banyak bulir-bulir gandum yang rontok. Pemanenan dilaksanakan dengan memotong batang gandum sepanjang 30 cm dari ujung malai sehingga memudahkan dalam proses pengangkutan dan pemisahan biji.
Manfaat Gandum
Gandum juga merupakan alternative makanan pokok yang baik untuk kesehatan seperti untuk :
- Mencegah Diabetes tipe 2
- Mengurangi peradangan kronis
- Mencegah batu empedu
- Meningkatkan metabolisme tubuh
- Mencegah asma pada anak
- Melawan kanker payudara
- Control obesitas ( terutama pada wanita )
- Menu diet paling ampuh
- Kesehatan jantung
- Sumber Gizi dan Mineral.
- Anonim. 2013. Cara Menanam Gandum. http://teknologi--tepat-guna.blogspot.com/2013/09/cara-menanam-gandum.html
- Balai Penelitian Tanaman Serealia. 2013. Gandum, Varietas dan Teknik Budidaya. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.
- Qolamul Hasna. 2012. http://planthospital.blogspot.com/2012/02/budidaya-tanaman-gandum.html
- Beberapa sumber lainnya