Harga Sapi Lokal Terbaru, Pedet, Bakalan dan Siap Potong Akhir Tahun 2018
Informasi Harga Sapi Lokal Di Pasar Hewan, Mulai dari Harga Pedet, Harga Sapi Bakalan dan Harga Sapi Siap Potong Berbagai Jenis
Jelang akhir tahun 2018, harga sapi lokal di pasar hewan sebenarnya masih cenderung stabil. Harga naik turun yang sering terjadi dan berbeda-beda antara pasar hewan yang satu dengan yang lainnya adalah hal umum sesuai dinamika pasar hewan saat itu.
Jenis-jenis sapi yang masih menjadi favorit dan dicari para pedagang serta jagal masih didominasi sapi jenis metal atau simental dan jenis limousin. Kedua jenis sapi ini memang saat ini yang paling banyak tersedia di pasar hewan. Hanya sebagian kecil pasar hewan yang terdapat sapi jenis PO seperti di daerah Lamongan dan Tuban. Sementara untuk pasar di Banyuwangi, Situbondo, Pasar hewan Lumajang dan Probolinggo masih didominasi jenis metal dan limousin. Untuk pasar hewan di area Malang selain jenis-jenis sapi metal dan limo juga ada jenis sapi FH, baik FH jantan hasil penggemukan maupun FH betina afkir dari peternakan sapi perah.
Harga sapi di pasar hewan sedikit banyak juga dipengaruhi jenis sapinya, berikut ini kisaran harga sapi lokal jelang akhir tahun 2018:
- Jenis limousin dan simental, untuk harga pedet jantan masih berkisar antara Rp 60.000 - Rp 70.000 per kg, sedangkan pedet betina bisa selisih sekitar 2 - 3 juta lebih murah. Harga sapi bakalan masih berkisar antara Rp 43.000 - Rp 46.000 per kg. Sedangkan sapi siap potong masih berkisar antara Rp 41.000 - Rp 45.000 per kg tergantung berat sapi dan kualitas performance masing-masing sapinya.
- Jenis sapi PO sedikit lebih murah, kisaran harga antara Rp 41.000 - Rp 44.000 per kg
- Untuk jenis sapi FH jantan harga berkisar antara Rp 40.000 - Rp 41.000 per kg, sedangkan jenis FH betina afkir harga berkisar antara Rp 30.000 - Rp 33.000 per kg.
Pemerintah melakukan impor daging sapi dan kerbau dikarenakan kebutuhan konsumsi daging di Indonesia cukup besar sekitar 662.540 ton untuk tahun ini. “Hal tersebut berdasarkan konsumsi per kapita untuk daging sapi atau kerbau sebesar 2,5 kg per tahun dengan jumlah penduduk tahun 2018 sebesar 265.015 ribu jiwa,” ujar Ketut. Menurut Ketut, produksi dalam negeri belum dapat mencukupi kebutuhan konsumsi tersebut. Produksi daging dalam negeri tahun 2018 sekitar 2.785.193 ekor setara dengan 429.410 ton daging sapi, sehingga terdapat kekurangan suplai sebesar 233.130 ton.
Kekurangan pasokan tersebut dipenuhi dari impor sapi bakalan sebanyak 600.000 ekor setara dengan 119.620 ton dan impor daging sapi atau kerbau sekitar 113.510 ton. “Harga daging sapi dan kerbau impor sesuai dengan Permendag 96 tahun 2018 sampai saat ini Rp 80.000 per kg. Harga tersebut sebagai harga acuan tertinggi penjualan di tingkat konsumen,” kata Ketut.
Harga sapi lokal kemungkinan besar bisa mengalami kenaikkan jika kurs rupiah terus melemah karena imbas dari semakinn naiknya harga pakan ternak dan juga harga bakalan sapi impor. Saat harga bakalan sapi impor tidak terjangkau maka sapi lokal akan dijadikan alternatif dan peternak akan berebut bakalan sapi lokal di pasar hewan untuk mengisi kandangnya yang kosong. Imbasnya adalah harga sapi lokal akan terus naik akibat permintaan yang tinggi.