Urutan Proses Induk Sapi Akan Melahirkan Dan Tanda-tandanya
Fase-fase Proses Kelahiran Pedet, Mulai Fase Permulaan, Pengeluaran Fetus, Pengeluaran Plasenta Hingga Uterus Kembali Ke Semula Sampai Induk Sapi Siap Dikawinkan Lagi Saat Birahi, Apa Saja Tanda-tanda Induk Sapi Akan Melahirkan?
Masa kehamilan seekor sapi adalah sekitar sembilan bulan, dimana pada masa ini anda mungkin dapat mendeteksi atau mendiagnosa apakah sapi dalam keadaan hamil atau tidak . Jika anda mengetahui tanggal inseminasi pada sapi tersebut dan sapi tersebut telah sering melahirkan atau beranak sebelumnya, ada kemungkinan ia akan melahirkan lagi dalam waktu seperti hamil sebelumnya. Selain itu, banyak petunjuk fisik yang dapat membantu Anda tahu bahwa kelahiran bayi sapi sudah dekat. Sebagai tanggal calving sapi Anda semakin dekat, menonton dengan hati-hati untuk tanda-tanda ini bahwa dia akan melahirkan anak sapi. Ketika tahap awal persalinan dimulai, sapi Anda akan menjadi gelisah dan tidak akan mau makan. Dia akan mengatur dirinya sendiri dan akan menjauh dari kawanan, mungkin ia akan mencari atau bertempat di sudut yang tenang dari padang rumput. Ia mungkin juga gelisah, dan akan menunjukkannya dengan cara seperti biasanya ( benar-benar dapat menjadi pendiam ). Dia mungkin berbaring berulang kali, dan akan berdiri hanya satu menit.
Stadium persiapan atau permulaan
Pada stadium ini, terjadi aktivitas dari urat daging, uterus berupa kontraksi. Intensitas serta frekwensi. Kontraksi urat daging uterus pada tahap ini diawali dari ujung depan (cranial) cornus uteri, sehingga menyebabkan isi uterus terdorong ke belakang kearah serviks. Isi uterus yang terdiri dari fetus, cairan, allantois dan amnion serta selaputnya masuk ke dalam serviks yang telah rilek dan akhirnya mudah membuka.
Secara hormonal, kontraksi ini timbul karena pengaruh jumlah estrogen yang meningkat dan penurunan jumlah progesterone. Kontraksi uterus pada tahap permulaan ini terjadi setiap 10 – 15 menit sekali dan berlangsung lebih kurang selama 15 – 30 detik, yang makin lama menjadi lebih sering, lebih kuat, dan lebih lama. Stadium ini pada ternak sapi dapat dilampaui selama setengah jam sampai dengan satu hari atau 24 jam, namun rata-rata sekitar 2 – 6 jam. Stadium ini diakhiri dengan membuka dan meluasnya serviks hingga menyamai luas vagina atau vulva. Dari vulva dapat dilihat kantong alantois yang menyembul ke luar menyerupai balon atau kantong plastik berisi air. Pada akhirnya kepala fetus dan kedua kaki depan masuk ke dalam ruang pelvis.
Gambar 1. Pra Partus
Stadium Pengeluaran Fetus
Pada stadium ini perejanan tidak saja karena adanya kontraksi uterus, tetapi juga dibantu oleh adanya kontraksi urat daging perut dan diafragma. Stadium ini juga ditandai oleh adanya reptura kantong allantois dan masuknya fetus ke dalam saluran kelahiran, serta diteruskan dengan keluarnya fetus melalui vulva. Pada saat kedua kaki fetus melewati vulva, kantong amnion pecah. Pada saat kepala, bahu dan pinggul fetus memasuki ruang pelvis. Perejanan berlangsung terus menerus dan kontraksi abdominal juga semakin meningkat. Perejanan akan beristirahat sesaat, setelah kepala fetus melewati vulva, dan akan kembali merejan dengan kuat saat dada dan tubuh fetus lainnya melalui jalan kelahiran.
Proses kelahiran tersebut di atas adalah proses kelahiran normal (etokia) di mana fetus terletak pada kedudukan longitudinal anterior dengan kepala tertumpu pada tulang-tulang metacarpal dan lutut kaki depan lurus. Selain itu termasuk letak normal juga apabila fetus berada pada kedudukan longitudinal posterior dengan kaki belakang lurus kejalan kelahiran (letak sungsang). Pada kedua letak tersebut di atas, fetus dapat lahir dengan sendirinya tanpa bantuan. Sedang posisi lain diluar posisi tersebut di atas, biasanya berakhir dengan kesulitan kelahiran (distokia).
Gambar 2. Proses Kelahiran
Posisi induk pada saat melahirkan umumnya berbaring, namun tidak jarang pula anak lahir dalam keadaan induk berdiri, terutama pada kerbau. Stadium pengeluaran fetus ini dapat berlangsung singkat dan dapat juga berlangsung lama, tergantung dari kesehatan induk, kesehatan fetus dan juga sudah berapa kali si induk beranak. Pada ternak yang sering beranak, umumnya proses kelahiran akan berlagsung lebih cepat dibandingkan dengan induk ternak yang baru pertama kali beranak.
Tali pusar atau chorda umbilicalis akan putus dengan sendirinya, dan apabila tali pusar ini terlampau panjang dikhawatirkan dapat terinjak oleh si anak. Untuk itu, tali pusar dapat digunting dengan gunting yang tajam dan steril, sisakan lebih kurang 10 Cm kearah perut. Bekas luka potongan diolesi dengan yodium tincture atau antiseptic lainnya untuk mencegah terjadinya infeksi. Tali pusar ini akan mongering dengan sendirinya dalam waktu kurang lebih 2 – 3 minggu kemudian.
Gambar 3. Induk sapi menjilati anak sapi
Stadium Pengeluaran Placenta
Merupakan stadium terakhir dari proses kelahiran, yaitu berupa proses pengeluaran selaput fetus (flacenta) dan kembalinya uterus seperti semula (inolusi uterus) . Setelah stadium kedua atau proses pengeluaran fetus selesai, uterus masih tetap kontraksi, hal ini berguna dalam membantu proses pengeluaran selaput fetus (flacenta). Proses ini berlangsung beberapa jam setelah kelahiran, yaitu antara 3 – 8 jam. Apabila lebih dari waktu tersebut selaput tidak juga keluar, maka hal ini dianggap patologik dan terjadilah retention secundinae (selaput fetus tertahan didalam uterus). Kontraksi uterus yang masih berlangsung, berfungsi untuk melepaskan placenta anak dari pertautannya dengan endometrium, dan volume uterus pun berangsur-angsur mengecil. Vili-vili placenta terlepas dan placenta terdorong kearah serviks.
Placenta dan sisa tali pusar terlihat menggantung di mulut vulva karena beratnya, turut berperan dalam proses pengeluaran placenta. Kecuali hal-hal tersebut di atas, peranan hormon estrogen dan oxitocin juga cukup memegang peranan yang penting. Kedua hormon tersebut mempengaruhi uterus untuk tetap berkontraksi selama proses pengeluaran placenta. Kesehatan induk sangat berpengaruh terhadap waktu yang diperlukan untuk proses pengeluaran placenta. Demikian pula sistem pemeliharaan ternak pada waktu buntingnya. Ternak yang sering dilepas dan bebas bergerak di padang penggembalaan, proses pengeluaran placentanya semakin singkat. Sedangkan sapi yang sepanjang tahun selalu dikandangkan membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dalam proses pengeluaran placentanya. Tahap akhir dari proses pengeluaran placenta, serviks akan mengeluarkan/ mensekresikan suatu lender yang kental dan lengket yang berfungsi menutup serviks agar terhindar dari masuknya kuman ke dalam uterus.
Gambar 4. Pengeluaran Plasenta
INVOLUTIO UTERUS
Involutio Uterus adalah kembalinya uterus ke dalam semula, setelah induk ternak melahirkan. Kejadian yang dialami uterus setelah proses kelahiran anak beserta pengeluaran placentanya adalah proses regenerasi endostrium, hingga pada suatu saat induk akan segera birahi kembali setelah partus.
Setelah placenta terlepas ke luar, kripta-kripta pada karunkula menjadi semakin dangkal, dan sisa vili placenta anak terlepas dan bercampur serum., cairan limfe dan reruntuhan epitel endometrium yang terdapat di dalam uterus. Pada saat ini, uterus masih tetap berkontraksi walaupun tidak sekuat dan secepat saat placenta masih ada. Kontraksi ini menyebabkan cairan yang ada di dalam lumen uterus keluar.
Satu minggu setelah placenta keluar, karunkula hanya berupa jendolan-jendolan tanpa tangkai yang pada minggu ke empat ukurannya mengecil sebesar karunkula aslinya, yaitu karunkula uterus yang tidak bunting.
Beberapa peneliti memberikan perkiraan berdasarkan pengamatannya, bahwa proses involution uteri berlangsung sekitar 45 – 50 hari dan sapi atau induk ternak dapat dikawinkan kembali sekitar 60 hari setelah melahirkan.
Berikut ini adalah tanda-tanda sapi akan melahirkan dan Cara Menanganinya:
Sumber:
http://peternakan-ugm.blogspot.co.id
https://www.referensibebas.com
https://yunitaperternak.wordpress.com
Masa kehamilan seekor sapi adalah sekitar sembilan bulan, dimana pada masa ini anda mungkin dapat mendeteksi atau mendiagnosa apakah sapi dalam keadaan hamil atau tidak . Jika anda mengetahui tanggal inseminasi pada sapi tersebut dan sapi tersebut telah sering melahirkan atau beranak sebelumnya, ada kemungkinan ia akan melahirkan lagi dalam waktu seperti hamil sebelumnya. Selain itu, banyak petunjuk fisik yang dapat membantu Anda tahu bahwa kelahiran bayi sapi sudah dekat. Sebagai tanggal calving sapi Anda semakin dekat, menonton dengan hati-hati untuk tanda-tanda ini bahwa dia akan melahirkan anak sapi. Ketika tahap awal persalinan dimulai, sapi Anda akan menjadi gelisah dan tidak akan mau makan. Dia akan mengatur dirinya sendiri dan akan menjauh dari kawanan, mungkin ia akan mencari atau bertempat di sudut yang tenang dari padang rumput. Ia mungkin juga gelisah, dan akan menunjukkannya dengan cara seperti biasanya ( benar-benar dapat menjadi pendiam ). Dia mungkin berbaring berulang kali, dan akan berdiri hanya satu menit.
Stadium persiapan atau permulaan
Pada stadium ini, terjadi aktivitas dari urat daging, uterus berupa kontraksi. Intensitas serta frekwensi. Kontraksi urat daging uterus pada tahap ini diawali dari ujung depan (cranial) cornus uteri, sehingga menyebabkan isi uterus terdorong ke belakang kearah serviks. Isi uterus yang terdiri dari fetus, cairan, allantois dan amnion serta selaputnya masuk ke dalam serviks yang telah rilek dan akhirnya mudah membuka.
Secara hormonal, kontraksi ini timbul karena pengaruh jumlah estrogen yang meningkat dan penurunan jumlah progesterone. Kontraksi uterus pada tahap permulaan ini terjadi setiap 10 – 15 menit sekali dan berlangsung lebih kurang selama 15 – 30 detik, yang makin lama menjadi lebih sering, lebih kuat, dan lebih lama. Stadium ini pada ternak sapi dapat dilampaui selama setengah jam sampai dengan satu hari atau 24 jam, namun rata-rata sekitar 2 – 6 jam. Stadium ini diakhiri dengan membuka dan meluasnya serviks hingga menyamai luas vagina atau vulva. Dari vulva dapat dilihat kantong alantois yang menyembul ke luar menyerupai balon atau kantong plastik berisi air. Pada akhirnya kepala fetus dan kedua kaki depan masuk ke dalam ruang pelvis.
Gambar 1. Pra Partus
Stadium Pengeluaran Fetus
Pada stadium ini perejanan tidak saja karena adanya kontraksi uterus, tetapi juga dibantu oleh adanya kontraksi urat daging perut dan diafragma. Stadium ini juga ditandai oleh adanya reptura kantong allantois dan masuknya fetus ke dalam saluran kelahiran, serta diteruskan dengan keluarnya fetus melalui vulva. Pada saat kedua kaki fetus melewati vulva, kantong amnion pecah. Pada saat kepala, bahu dan pinggul fetus memasuki ruang pelvis. Perejanan berlangsung terus menerus dan kontraksi abdominal juga semakin meningkat. Perejanan akan beristirahat sesaat, setelah kepala fetus melewati vulva, dan akan kembali merejan dengan kuat saat dada dan tubuh fetus lainnya melalui jalan kelahiran.
Proses kelahiran tersebut di atas adalah proses kelahiran normal (etokia) di mana fetus terletak pada kedudukan longitudinal anterior dengan kepala tertumpu pada tulang-tulang metacarpal dan lutut kaki depan lurus. Selain itu termasuk letak normal juga apabila fetus berada pada kedudukan longitudinal posterior dengan kaki belakang lurus kejalan kelahiran (letak sungsang). Pada kedua letak tersebut di atas, fetus dapat lahir dengan sendirinya tanpa bantuan. Sedang posisi lain diluar posisi tersebut di atas, biasanya berakhir dengan kesulitan kelahiran (distokia).
Gambar 2. Proses Kelahiran
Posisi induk pada saat melahirkan umumnya berbaring, namun tidak jarang pula anak lahir dalam keadaan induk berdiri, terutama pada kerbau. Stadium pengeluaran fetus ini dapat berlangsung singkat dan dapat juga berlangsung lama, tergantung dari kesehatan induk, kesehatan fetus dan juga sudah berapa kali si induk beranak. Pada ternak yang sering beranak, umumnya proses kelahiran akan berlagsung lebih cepat dibandingkan dengan induk ternak yang baru pertama kali beranak.
Tali pusar atau chorda umbilicalis akan putus dengan sendirinya, dan apabila tali pusar ini terlampau panjang dikhawatirkan dapat terinjak oleh si anak. Untuk itu, tali pusar dapat digunting dengan gunting yang tajam dan steril, sisakan lebih kurang 10 Cm kearah perut. Bekas luka potongan diolesi dengan yodium tincture atau antiseptic lainnya untuk mencegah terjadinya infeksi. Tali pusar ini akan mongering dengan sendirinya dalam waktu kurang lebih 2 – 3 minggu kemudian.
Gambar 3. Induk sapi menjilati anak sapi
Stadium Pengeluaran Placenta
Merupakan stadium terakhir dari proses kelahiran, yaitu berupa proses pengeluaran selaput fetus (flacenta) dan kembalinya uterus seperti semula (inolusi uterus) . Setelah stadium kedua atau proses pengeluaran fetus selesai, uterus masih tetap kontraksi, hal ini berguna dalam membantu proses pengeluaran selaput fetus (flacenta). Proses ini berlangsung beberapa jam setelah kelahiran, yaitu antara 3 – 8 jam. Apabila lebih dari waktu tersebut selaput tidak juga keluar, maka hal ini dianggap patologik dan terjadilah retention secundinae (selaput fetus tertahan didalam uterus). Kontraksi uterus yang masih berlangsung, berfungsi untuk melepaskan placenta anak dari pertautannya dengan endometrium, dan volume uterus pun berangsur-angsur mengecil. Vili-vili placenta terlepas dan placenta terdorong kearah serviks.
Placenta dan sisa tali pusar terlihat menggantung di mulut vulva karena beratnya, turut berperan dalam proses pengeluaran placenta. Kecuali hal-hal tersebut di atas, peranan hormon estrogen dan oxitocin juga cukup memegang peranan yang penting. Kedua hormon tersebut mempengaruhi uterus untuk tetap berkontraksi selama proses pengeluaran placenta. Kesehatan induk sangat berpengaruh terhadap waktu yang diperlukan untuk proses pengeluaran placenta. Demikian pula sistem pemeliharaan ternak pada waktu buntingnya. Ternak yang sering dilepas dan bebas bergerak di padang penggembalaan, proses pengeluaran placentanya semakin singkat. Sedangkan sapi yang sepanjang tahun selalu dikandangkan membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dalam proses pengeluaran placentanya. Tahap akhir dari proses pengeluaran placenta, serviks akan mengeluarkan/ mensekresikan suatu lender yang kental dan lengket yang berfungsi menutup serviks agar terhindar dari masuknya kuman ke dalam uterus.
Gambar 4. Pengeluaran Plasenta
INVOLUTIO UTERUS
Involutio Uterus adalah kembalinya uterus ke dalam semula, setelah induk ternak melahirkan. Kejadian yang dialami uterus setelah proses kelahiran anak beserta pengeluaran placentanya adalah proses regenerasi endostrium, hingga pada suatu saat induk akan segera birahi kembali setelah partus.
Setelah placenta terlepas ke luar, kripta-kripta pada karunkula menjadi semakin dangkal, dan sisa vili placenta anak terlepas dan bercampur serum., cairan limfe dan reruntuhan epitel endometrium yang terdapat di dalam uterus. Pada saat ini, uterus masih tetap berkontraksi walaupun tidak sekuat dan secepat saat placenta masih ada. Kontraksi ini menyebabkan cairan yang ada di dalam lumen uterus keluar.
Satu minggu setelah placenta keluar, karunkula hanya berupa jendolan-jendolan tanpa tangkai yang pada minggu ke empat ukurannya mengecil sebesar karunkula aslinya, yaitu karunkula uterus yang tidak bunting.
Beberapa peneliti memberikan perkiraan berdasarkan pengamatannya, bahwa proses involution uteri berlangsung sekitar 45 – 50 hari dan sapi atau induk ternak dapat dikawinkan kembali sekitar 60 hari setelah melahirkan.
Berikut ini adalah tanda-tanda sapi akan melahirkan dan Cara Menanganinya:
- Ciri awal sapi yang akan beranak adalah ambingnya sudah turun dan putingnya mengeras.
- Tulang pelvis dan dua tulangyang menonjol di punggung bagian belakang, legoknya (tingkat kecekungannya) mulai dalam.
- Vulva mulai membengkak sampai 2 kali atau lebih melebihi ukuran normal
- Sapi menjadi sering kencing
- Bibir kemaluan sapi membesar
- Sapi menjadi sering gelisah
- Tanda lainnya yang terlihat adalah mulai keluar lendir dari alat kelamin sapi
- Pada sekitar dua minggu menjelang kelahiran, biasanya ternak makan sangat rakus atau banyak makan.
- Tetapi perlu dicatat bahwa menjelang kelahiran, nafsu makan terjun bebas, sapi kadang tidak doyan makan, harus diwaspadai karena bisa menyebabkan penyakit Milk Fever.
- Kebiasaan sapi yang akan melahirkan adalah sapi maunya jauh-jauh atau menghindar dari sapi-sapi lain dan ini adalah naluri sebagai seorang calon induk yang ingin melindungi anaknya/pedetnya.
- Tanda lainnya menjelang kelahiran, biasanya sapi sering tidur – bangun – tidur – bangun sambil mengendus-endus tempat yang cocok buat beranak atau melahirkan. Tanda-tanda mendekati kelahiran dapat dilihat selama bulan terakhir kebuntingan seperti rotasi posisi kebuntingan, pertumbuhan kelenjar mammae, perluasan pelvis, vulva akan jadi lunak dan membengkak. Partus adalah suatu proses kelahiran yang dimulai dengan pelunakan dan dilatasi awal dari cervix bersamaan waktunya dengan dimulainya kontraksi uterus dan berakhir ketika fetus dan membran plasentannya dikeluarkan.
- Saat-saat menjelang kelahiran, siapkan jerami kering secukupnya, yodium tinctur/obat merah/betadine dan kain kering.
- Menjelang beranak, kita pantau vaginanya, bila air ketubannya sudah pecah, segera cermati apakah pedetnya perlu dibantu keluarnya dengan cara ditarik
- Saat kelahiran, angkat kaki depan pedet sehingga kepala pedet ada dibawah beberapa saat. tali pusat dicuci dengan yodium tinctur/betadine lalu diika dengan cara disimpilkan dan beri yodium tincur/betadine lagi
- Dekatkan pedet pada induk agar dipijat dan dikeringkan badannya. berperan dalam memperlancar pembuluh darah, bila induknya tidak mau menjilati, segera kita lap pedet tadi sampai kering
- Jika semuanya berjalan dengan normal maka dalam 15 menit kemudian, pedet akan berdiri dan berjalan mencari puting induknya.
- Persiapkan apabila induk tidak mau menyusui, peras air susunya minimal 1liter untuk pedet.
Sumber:
http://peternakan-ugm.blogspot.co.id
https://www.referensibebas.com
https://yunitaperternak.wordpress.com