Budidaya Pohon Rambutan, Cara Tanam Pembibitan Hingga Panen
Cara Menanam dan Memelihara Pohon Buah Rambutan, Mulai Pengolahan Tanah, Pembibitan, Pemeliharaan sampai Panen Rambutan
Rambutan adalah tanaman tropis milik suku lerak-lerakan atau Sapindaceae, berasal dari pulau-pulau di Asia Tenggara. Kata “rambutan” berasal dari bentuk buah yang memiliki kulit menyerupai rambut. Varietas unggul dilakukan di Indonesia dan negara-negara lain sampai sekarang dilakukan oleh lembaga penelitian pemerintah. Di Indonesia, Balai Penelitian Tanaman Buah Solok yang melakukan tugas ini.
Perbaikan pola tanam yang dilaksanakan sampai saat ini adalah pemilihan plasma nutfah yang tumbuh di berbagai pusat keanekaragaman di Indonesia, khususnya di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.
Tanaman tumbuh dan berbuah baik di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl dengan tipe iklim basah. Curah hujan 1.500-3.000 mm per tahun. Tanah yang gembur dan subur lebih disenangi. Tanaman ini relatif tahan pada lahan gambut yang masam dan tanah latosol cokelat dengan pH tanah 4-6,5. Suhu udara 22-35° C. Tipe tanah latosol kuning sangat disenangi. Hembusan angin yang kering, biasanya di pantai, dapat menyebabkan tepi-tepi daun berwarna kecokelatan seperti terbakar.
Namun, untuk merangsang pembungaan diperlukan musim kemarau (kering) antara 3-4 bulan. Hujan yang jatuh pada saat tanaman sedang berbunga menyebabkan banyak bunga berguguran dan mendorong timbulnya serangan penyakit mildu tepung (Oidium sp.).
Bila kemarau berkepanjangan, buah menjadi kurang berisi (kerempeng) dan bijinya tidak berkembang (kempis, rudimenter).
Jenis-Jenis Rambutan, Rambutan Rapiah, Aceh lebak bulus, Simacan, Binjai, Sinyonya, Garuda, dan lain-lain.
Cara Tanam dan Teknik Pemeliharaan Pohon Buah Rambutan
Cara Pembibitan Rambutan dan Perbanyakan Tanaman
Dapat diperbanyak melalui biji, cangkokan, okulasi, penyusuan. Tanaman yang berasal dari biji akan berbuah setelah 8 tahun, sedang yang berasal dari perbanyakatan vegetatif (okulasi, sambung) berbunga setelah 4 tahun.
Penentuan Pola Tanaman : Penyiapan pohon pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan kemudian ditanam dengan jarak 10 x 10 cm setelah berkecambah & berumur 1-1,5 bulan atau telah tumbuh daun sebanyak 3 helai maka bibit/zaeling dapat dipindahkan pada bedeng ke dua dengan jarak 1-14 meter. Untuk menghindari sengatan sinar matahari secara langsung dibuat atap yg berbentuk miring lebih tinggi ke Timur dengan maksud supaya mendapatkan sinar matahari pagi hari secara penuh.
Pembuatan Lubang Tanaman : Pembuatan lubang pada bedeng-bedeng yg telah siap untuk tempat penanaman bibit rambutan yg sudah jadi dilakukan setelah tanah diolah secara matang kemudian dibuat lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 x 0,5 m yg sebaiknya telah dipersiapkan 3-4 pekan sebelumnya & pada waktu penggalian tanah yg diatas & yg dibawah dipisahkan yg nantinya dipergunakan untuk penutup kembali lubang yg telah diberi tanaman, sedangkan jarak antar lubang sekitar 12-14 m.
Cara Penanaman : Setelah berlangsung selama 2 pekan lubang ditutup dengan susunan tanah seperti sedia kala & tanah yg bagian atas dikembalikan setelah dicampur dengan 3 blek (1 blek kurang lebih 20 liter) pupuk kandang yg sudah matang, & kira-kira 4 pekan & tanah yg berada di lubang bekas galian tersebut sudah mulai menurun baru rambutan ditanam & tidak perlu terlalu dlm secukupnya, maksudnya batas antara akar & batang rambutan diusahakan setinggi permukaan tanah yg ada disekelilingnya.
Jadwal Pemupukan Rambutan: Dosis Dan Waktu Pemupukan
Lain-lain : Pada awal penanaman di kebun perlu diberi perlindungan yg rangkanya dibuat dari bambu/bahan lain dengan dipasang posisi agak tinggi disebelah Timur, agar tanaman mendapatkan lebih banyak sinar matahari pagi dari pada sore hari, & untuk atapnya dapat dibuat dari daun nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim penghujan, agar kebutuhan air dapat dipenuhi secara alamiah.
Pemupukan dilakukan dengan membenamkan seluruh dosis pupuk kandang dan setengah dosis pupuk urea, TSP, serta KCL ke dalam rorak yang dibuat di sekeliling-batang tanaman, tepat di bawah tajuk daun. Waktu pemupukan pada permulaan musim penghujan.
Pada akhir musim penghujan dipupuk lagi dengan separuh dosis Urea, TSP, dan KCL yang tersisa. Pupuk dimasukkan ke dalam lobang tanah tepat di bawah tajuk daun. Semua pupuk yang dimasukkan ke dalam tanah segera ditutup lagi.
Pemeliharaan tanaman yang penting adalah membersihkan kebun dari gulma dan memangkas tunas-tunas liar / tunas air yang muncul.
Penyiangan dilakukan bila gulma telah tumbuh di sekitar tanaman. Tanah di sekitar tanaman perlu digemburkan, tetapi jangan sampai merusak akar.
Setelah tanaman berumur 2 tahun ujung-ujung tanaman dipotong. Pemotongan dimaksudkan untuk menguatkan cabang yang akan dijadikan batang pokok. Selanjutnya tunas tunas yang tumbuh tidak beraturan, tumbuh ke dalam, harus dibuang. Pemangkasan juga dilakukan sesudah pemanenan buah.
Hama Dan Penyakit Pohon Rambutan
Ulat pengerek buah, ulat penggerek batang, ulat pemakan daun, tupai, dan keluang, merupakan hama yang banyak dijumpai pada rambutan. Penyakit tanaman rambutan antara lain penyakit bercak daun, penyakit akar putih.
Panen dan Pasca Panen Buah Rambutan
Buah rambutan rapiah dapat dipetik setelah matang pohon atau umur 120 hari setelah anthesis (bunga mekar). Panen dilakukan dengan memotong tangkai rangkaian (tandan) buah. Hasilnya dapat mencapai 500-700 kg/pohon. Musim panen rambutan terjadi pada bulan Desember–Februari. Buah rambutan dipetik pada saat matang pohon. Buah yang dipetik sebelum matang pohon tidak akan tambah matang setelah pemetikan. Umumnya rambutan yang matang pohon berwarna merah. Aceh kuning bila masak warna kuning.
Rambutan adalah tanaman tropis milik suku lerak-lerakan atau Sapindaceae, berasal dari pulau-pulau di Asia Tenggara. Kata “rambutan” berasal dari bentuk buah yang memiliki kulit menyerupai rambut. Varietas unggul dilakukan di Indonesia dan negara-negara lain sampai sekarang dilakukan oleh lembaga penelitian pemerintah. Di Indonesia, Balai Penelitian Tanaman Buah Solok yang melakukan tugas ini.
Perbaikan pola tanam yang dilaksanakan sampai saat ini adalah pemilihan plasma nutfah yang tumbuh di berbagai pusat keanekaragaman di Indonesia, khususnya di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.
Tanaman tumbuh dan berbuah baik di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl dengan tipe iklim basah. Curah hujan 1.500-3.000 mm per tahun. Tanah yang gembur dan subur lebih disenangi. Tanaman ini relatif tahan pada lahan gambut yang masam dan tanah latosol cokelat dengan pH tanah 4-6,5. Suhu udara 22-35° C. Tipe tanah latosol kuning sangat disenangi. Hembusan angin yang kering, biasanya di pantai, dapat menyebabkan tepi-tepi daun berwarna kecokelatan seperti terbakar.
Namun, untuk merangsang pembungaan diperlukan musim kemarau (kering) antara 3-4 bulan. Hujan yang jatuh pada saat tanaman sedang berbunga menyebabkan banyak bunga berguguran dan mendorong timbulnya serangan penyakit mildu tepung (Oidium sp.).
Bila kemarau berkepanjangan, buah menjadi kurang berisi (kerempeng) dan bijinya tidak berkembang (kempis, rudimenter).
Jenis-Jenis Rambutan, Rambutan Rapiah, Aceh lebak bulus, Simacan, Binjai, Sinyonya, Garuda, dan lain-lain.
Cara Tanam dan Teknik Pemeliharaan Pohon Buah Rambutan
Cara Pembibitan Rambutan dan Perbanyakan Tanaman
Dapat diperbanyak melalui biji, cangkokan, okulasi, penyusuan. Tanaman yang berasal dari biji akan berbuah setelah 8 tahun, sedang yang berasal dari perbanyakatan vegetatif (okulasi, sambung) berbunga setelah 4 tahun.
Penentuan Pola Tanaman : Penyiapan pohon pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan kemudian ditanam dengan jarak 10 x 10 cm setelah berkecambah & berumur 1-1,5 bulan atau telah tumbuh daun sebanyak 3 helai maka bibit/zaeling dapat dipindahkan pada bedeng ke dua dengan jarak 1-14 meter. Untuk menghindari sengatan sinar matahari secara langsung dibuat atap yg berbentuk miring lebih tinggi ke Timur dengan maksud supaya mendapatkan sinar matahari pagi hari secara penuh.
Pembuatan Lubang Tanaman : Pembuatan lubang pada bedeng-bedeng yg telah siap untuk tempat penanaman bibit rambutan yg sudah jadi dilakukan setelah tanah diolah secara matang kemudian dibuat lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 x 0,5 m yg sebaiknya telah dipersiapkan 3-4 pekan sebelumnya & pada waktu penggalian tanah yg diatas & yg dibawah dipisahkan yg nantinya dipergunakan untuk penutup kembali lubang yg telah diberi tanaman, sedangkan jarak antar lubang sekitar 12-14 m.
Cara Penanaman : Setelah berlangsung selama 2 pekan lubang ditutup dengan susunan tanah seperti sedia kala & tanah yg bagian atas dikembalikan setelah dicampur dengan 3 blek (1 blek kurang lebih 20 liter) pupuk kandang yg sudah matang, & kira-kira 4 pekan & tanah yg berada di lubang bekas galian tersebut sudah mulai menurun baru rambutan ditanam & tidak perlu terlalu dlm secukupnya, maksudnya batas antara akar & batang rambutan diusahakan setinggi permukaan tanah yg ada disekelilingnya.
Jadwal Pemupukan Rambutan: Dosis Dan Waktu Pemupukan
Umur tanaman | Pupuk kandang (blek) | Urea (g) | TSP (g) | KCL (g) |
Penanaman | 3 | – | – | – |
Setahun | 4 | 100 | 50 | 20 |
Dua tahun | 5 | 150 | 60 | 250 |
Dan seterusnya ( kebutuhan pupuk kandang dan NPK selalu bertambah ) |
Lain-lain : Pada awal penanaman di kebun perlu diberi perlindungan yg rangkanya dibuat dari bambu/bahan lain dengan dipasang posisi agak tinggi disebelah Timur, agar tanaman mendapatkan lebih banyak sinar matahari pagi dari pada sore hari, & untuk atapnya dapat dibuat dari daun nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim penghujan, agar kebutuhan air dapat dipenuhi secara alamiah.
Pemupukan dilakukan dengan membenamkan seluruh dosis pupuk kandang dan setengah dosis pupuk urea, TSP, serta KCL ke dalam rorak yang dibuat di sekeliling-batang tanaman, tepat di bawah tajuk daun. Waktu pemupukan pada permulaan musim penghujan.
Pada akhir musim penghujan dipupuk lagi dengan separuh dosis Urea, TSP, dan KCL yang tersisa. Pupuk dimasukkan ke dalam lobang tanah tepat di bawah tajuk daun. Semua pupuk yang dimasukkan ke dalam tanah segera ditutup lagi.
Pemeliharaan tanaman yang penting adalah membersihkan kebun dari gulma dan memangkas tunas-tunas liar / tunas air yang muncul.
Penyiangan dilakukan bila gulma telah tumbuh di sekitar tanaman. Tanah di sekitar tanaman perlu digemburkan, tetapi jangan sampai merusak akar.
Setelah tanaman berumur 2 tahun ujung-ujung tanaman dipotong. Pemotongan dimaksudkan untuk menguatkan cabang yang akan dijadikan batang pokok. Selanjutnya tunas tunas yang tumbuh tidak beraturan, tumbuh ke dalam, harus dibuang. Pemangkasan juga dilakukan sesudah pemanenan buah.
Hama Dan Penyakit Pohon Rambutan
Ulat pengerek buah, ulat penggerek batang, ulat pemakan daun, tupai, dan keluang, merupakan hama yang banyak dijumpai pada rambutan. Penyakit tanaman rambutan antara lain penyakit bercak daun, penyakit akar putih.
Panen dan Pasca Panen Buah Rambutan
Buah rambutan rapiah dapat dipetik setelah matang pohon atau umur 120 hari setelah anthesis (bunga mekar). Panen dilakukan dengan memotong tangkai rangkaian (tandan) buah. Hasilnya dapat mencapai 500-700 kg/pohon. Musim panen rambutan terjadi pada bulan Desember–Februari. Buah rambutan dipetik pada saat matang pohon. Buah yang dipetik sebelum matang pohon tidak akan tambah matang setelah pemetikan. Umumnya rambutan yang matang pohon berwarna merah. Aceh kuning bila masak warna kuning.