Budidaya Sukun, Cara Tanam Pembibitan Hingga Panen
Cara Menanam dan Memelihara Pohon Buah Sukun, Mulai dari Pengolahan Tanah, Pembibitan, Pemupukan Sampai Panen Sukun
Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal pada suhu dengan kisaran 20-40 oC. Daerah dingin kurang mendukung pertumbuhan tanaman sukun. Kalaupun mampu tumbuh, sukun tidak akan berbuah optimal, melainkan cenderug menghasilkan daun yang rimbun.Kelembaban udara yang diinginkan sukun ialah 70-90 persen. Kelembaban penting untuk menunjang pertumbuhan, pembungaan, dan pembesaran buah. Sewaktu muda tanaman sukun lebih senang ternaungi, tetapi setelah dewasa sukun membutuhkan sinar matahari penuh.
Sukun dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti podsolik merah kuning, tanah berkapur, dan rawa pasang surut. Namun tanaman sukun akan berproduksi lebih baik pada tanah aluvial yang kaya humus.
Salah satu kendala yang dihadapi dalam budidaya tanaman sukun adalah pengadaan bibit yang baik, karena jenis sukun tidak menghasilkan biji sehingga pembibitannya dilakukan secara vegetatif. Teknik pembiakan vegetatif yang dapat dilakukan antara lain pencangkokan, pemindahan tunas alami, stek akar dan stek pucuk. Akan tetapi teknik yang sudah biasa dilakukan adalah stek akar dan stek pucuk, karena dengan cara ini akan diperoleh bibit dengan jumlah yang memadai.
Cara Memperbanyak Bibit Pohon Sukun
Pemilihan pohon induk yang baik dengan ciri-ciri sehat /tidak terserang hama/penyakit, produktivitas buah tinggi dan rasa buah enak.
Stek Akar. Benih sukun dengan cara stek akar merupakan alternatif utama yang dipakai para pembenih. Cara ini timbul karena secara alami akar sukun mampu menumbuhkan tunas sebagai tanaman baru. Keuntungan pembenihan dengan cara ini adalah mampu menghasilkan benih sekaligus dalam jumlah yang besar dan seragam pertumbuhannya. Pohon induk untuk stek akar dipilih pohon yang sehat, berbatang tegak, daunnya mengkilap dan segar, serta berproduksi cukup tinggi.
Setelah pohon induk ditebang, akar pohon sukun digali dan dibongkar. Potong akar dari pangkal leher. Selanjutnya akar ditarik sambil dibantu penggalian tanah agar akar dapat diambil utuh memanjang. Akar yang diambil yaitu akar pokok yang besar beserta cabang.
Untuk mendapatkan potongan stek, akar dipotong-potong sepanjang 15-20 cm. Potongan stek akar sebaiknya diistirahatkan 1-2 hari sebelum disemai. Hal ini untuk menyembuhkan luka potongan secara alami.
Untuk merangsang pertumbuhan akar, stek yang telah diistirahatkan direndam dalam larutan hormon perangsang akar, seperti Dharmasri 5 EC atau dioleskan hormon Rootone F. Penggunaan rootone F dengan memasukkan 4 sendok makan dalam baskom plastik ditambah 4 sendok makan air setelah kental dioleskan pada bagian bawah stek akar.
Stek ditanam dengan posisi tegak pada media pasir di dalam bedengan yang diberi sungkup dari plastik untuk menjaga kelembaban sampai dengan 90%. Penyiraman dapat dilakukan 1-2 kali sehari (pagi dan sore hari). Dengan memelihara kelembaban yang baik maka keberhasilan stek akar rata-rata mencapai 80-95%.Penyapihan dan pemeliharaan bibit : setelah stek akar yang tumbuh berumur 3 bulan dilakukan penyapihan ke media tanah + pupuk kompos (3:1). Bibit dipelihara di persemaian yang di naungi paranet dengan intensitas cahaya 50%. Bibit sudah siap tanam setelah berumur 6 bulan.
Stek Pucuk. Pembuatan stek pucuk dari trubusan stek akar : biasanya pada stek akar tumbuh 2-5 tunas, untuk mendapatkan pertumbuhan bibit stek akar yang baik hanya dibiarkab satu buah tunas, sisanya dipangkas. Tunas-tunas yang tidak dimanfaatkan tersebut dapat ditanam sebagai stek pucuk dengan persen hidup rata-rata 90-100%.
Pembuatan stek pucuk dari kebun pangkas : selain itu dapat pengambilan tunas dapat dilakukan dari tanaman sukun yang dipangkas. Pembuatan kebun pangkas dapat dilakukan di persemaian atau di lapangan. Tanaman sukun yang dipangkas setinggi 50 cm. Keberhasilan tumbuh stek pucuk dari kebun pangkas mencapai 64,50%.
Pembuatan stek pucuk dilakukan dengan memotong tunas sepanjang 10 cm, memiliki 2-3 daun. Satu buah tunas dapat dibuat menjadi 2 stek pucuk (potongan ujung dan bagian pangkal). Penanaman stek dilkukan pada media pasir sungai di dalam bedengan bersungkup. Stek pucuk dapat disapih ke media tanah + kompos (3:1) setelah berumur 2-3 bulan. Bibit dipelihara di persemaian dengan naungan paranet 50% sampai siap tanam. Keberhasilan tumbuh stek pucuk dapat mencapai 88,83%.
Okulasi. Cara okulasi dilakukan dengan menempelkan mata tunas sukun pada benih keluwih. Teknik ini dipilih bila ingin mendapatkan benih yang banyak dalam tempo singkat. Cara ini lebih sulit dibandingkan cara perbanyakan sukun lainnya karena membutuhkan keterampilan khusus.
Benih keluwih yang dipilih sebagai batang bawah haruslah sehat. Sebaiknya calon batang bawah ini sudah mempunyai 4-6 helai daun atau berumur sekitar 5-6 bulan sejak biji disemai. Mata tunas dari sukun yang hendak ditempelkan ke batang bawah dikerat dengan pisau okulasi. Biarkan sebagian kulit kayunya terbawa. Getah yang keluar dikeringkan dengan menaruh mata tunas pada pasir. Selanjutnya kulit batang bawah dikelupas, besarnya kelupasan diperkirakan sama dengan keratan mata tunas yang sudah disiapkan.
Okulasi yang berhasil ditandai dengan timbulnya tunas sukun. Bila tunas sudah tumbuh, tali rafia yang membalut dibuka. Setelah tunas sukun memiliki 3-5 helai daun, daun keluwih yang masih ada dibuang. Dengan demikian benih okulasi ini hanya memiliki tunas sukun saja. Benih ini dapat ditanam 6-8 bulan kemudian terhitung dari proses awal okulasi.
Cangkok. Kelebihan dari cangkok yaitu dapat dilakukan pada tanaman dewasa maupun yang masih muda. Pada tanaman dewasa yang dicangkok adalah cabang yang telah berwarna coklat. Pada tanaman muda yang dicangkok adalah batangnya, hal ini bisa dilakukan pada benih dari stek akar maupun tunas akar yang tumbuh secara alamiah. Waktu cangkok yang tepat adalah awal musim hujan, karena pada saat itu kelembaban cukup tinggi untuk merangsang tumbuhnya akar dan menyiapkan tumbuhan baru.
Cangkok Batang. Cara pencangkokan pada cabang yaitu sebagai berikut :
• Pilih batang yang merupakan cabang muda yang terletak pada cabang utama yang produktif. Diameter cabang tidak terlalu kecil atau besar, sekitar 3-5 cm.
• Kelupas kulit cabang selebar 3-5 cm. Panjang batang yang tersisa dari bagian yang akan dikelupas sebaiknya jangan terlalu panjang, cukup sekitar 40-60 cm. Getah yang keluar dari bekas kelupasan ini dibiarkan mengering sehari.
• Setelah getah mengering, dilepaskan dari kulit. Bekas luka dolesi hormon perangsang tumbuh akar (Rootone F) dengan bantuan kuas.
• Tutup bagian tersebut dengan tanah atau moss yang sudah dibasahi dengan air sehingga dapat menggumpal dan membalut batang.
• Balutan tersebut dibungkus dengan plastik putih tipis yang diikat erat dengan tali plastik untuk menguatkan balutan. Beri beberapa lubang pada plastik untuk pelancar penyiraman dan menjaga kelembaban agar tidak berlebihan.
• Setelah berumur 1-2 bulan, biasanya cangkokan sudah tumbuh dengan baik dan siap dipotong.
Cangkokan ini jangan langsung ditanam di lahan. Buka bagian balutannya. Masukkan dalam polybag yang sudah diisi media campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Lakukan perawatan dan penyiraman sehingga benih cangkokan siap sebagai tanaman muda yang akan dipindah ke lahan satu bulan kemudian.
Cangkok tunas akar. Cara yang dilakukan pada batang sukun dan tunas akar tidaklah berbeda. Hanya pencangkokan tunas akar sudah dapat dilakukan sejak ukuran batang sebesar pensil atau lebih kecil lagi asal tunas tersebut mulai berkayu di bagian bawahnya. Pencangkokan pada tunas akar lebih gampang dilakukan dan lebih mudah dikontrol dan dirawat sehingga tingkat keberhasilannya lebih tinggi dibandingkan cangkok batang.
Cara Penanaman Pohon Sukun
1) Bersihkan lahan dari rumput, batu dan kotoran 1 bulan sebelum tanam.
2) Buat lubang tanam dengan ukuran 75 x 75 x 75 cm pada jarak 12 x 12 m hingga 15 x 15 m. Tanah sebelah atas ditaruh di sebelah kiri, tanah sebelah bawah di sebelah kanan.
3) Tanah bagian atas dicampur dengan 1 blek pupuk kandang
4) Buka plastik/polybag penutup benih
5) Masukkan benih dalam lubang. Timbun dengan tanah bagian bawah terlebih dahulu baru tanah bagian atas. Saat penimbunan ini dapat ditaburkan pupuk NPK sebanyak 100 g per lubang.
6) Beri sedikit air agar tanah dapat agak dipadatkan sehingga posisi tanaman menjadi kokoh. Selanjutnya tanaman perlu dirawat dan disiram secara teratur agar mampu tumbuh dengan baik.
Umur dan Cara Panen Sukun
Ciri Buah Sukun Yang Siap Panen:
- Kulit buah yang semula kasar kini menjadi halus, kulit yang bertonjolan kecil kini membesar, selain itu kulit cenderung datar tidak terlalu nampak lagi tonjolannya.
- Warna kulit buah yang semula hijau cerah berubah kekuning-kuningan. Buah tua yang terlalu kuning tidak terlalu enak dikonsumsi.
- Buah sukun tua tampak padat, tetapi cenderung agak lunak bila ditekan. Buah yang terlalu lunak menandakan sukun kelewat umur bahkan sedang mengalami proses pembusukan.
diolah dari berbagai sumber
Tanaman sukun adalah salah satu jenis tanaman kehutanan yang menghasilkan buah dengan kandungan gizi yang tinggi. Selain menghasilkan kalori (karbohidrat) yang cukup, buah sukun juga mengandung vitamin C, kalsium dan fosfor yang cukup tinggi. Oleh karena itu jenis ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai alternatif bahan makanan pokok bagi masyarakat Indonesia.Menurut situs wikipedia, Sukun adalah nama sejenis pohon yang berbuah. Buah sukun tidak berbiji dan memiliki bagian yang empuk, yang mirip roti setelah dimasak atau digoreng. Karena itu, orang-orang Eropa mengenalnya sebagai "buah roti". Nama ilmiah pohon buah sukun adalah Artocarpus altilis.
Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal pada suhu dengan kisaran 20-40 oC. Daerah dingin kurang mendukung pertumbuhan tanaman sukun. Kalaupun mampu tumbuh, sukun tidak akan berbuah optimal, melainkan cenderug menghasilkan daun yang rimbun.Kelembaban udara yang diinginkan sukun ialah 70-90 persen. Kelembaban penting untuk menunjang pertumbuhan, pembungaan, dan pembesaran buah. Sewaktu muda tanaman sukun lebih senang ternaungi, tetapi setelah dewasa sukun membutuhkan sinar matahari penuh.
Sukun dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti podsolik merah kuning, tanah berkapur, dan rawa pasang surut. Namun tanaman sukun akan berproduksi lebih baik pada tanah aluvial yang kaya humus.
Salah satu kendala yang dihadapi dalam budidaya tanaman sukun adalah pengadaan bibit yang baik, karena jenis sukun tidak menghasilkan biji sehingga pembibitannya dilakukan secara vegetatif. Teknik pembiakan vegetatif yang dapat dilakukan antara lain pencangkokan, pemindahan tunas alami, stek akar dan stek pucuk. Akan tetapi teknik yang sudah biasa dilakukan adalah stek akar dan stek pucuk, karena dengan cara ini akan diperoleh bibit dengan jumlah yang memadai.
Cara Memperbanyak Bibit Pohon Sukun
Pemilihan pohon induk yang baik dengan ciri-ciri sehat /tidak terserang hama/penyakit, produktivitas buah tinggi dan rasa buah enak.
Stek Akar. Benih sukun dengan cara stek akar merupakan alternatif utama yang dipakai para pembenih. Cara ini timbul karena secara alami akar sukun mampu menumbuhkan tunas sebagai tanaman baru. Keuntungan pembenihan dengan cara ini adalah mampu menghasilkan benih sekaligus dalam jumlah yang besar dan seragam pertumbuhannya. Pohon induk untuk stek akar dipilih pohon yang sehat, berbatang tegak, daunnya mengkilap dan segar, serta berproduksi cukup tinggi.
Setelah pohon induk ditebang, akar pohon sukun digali dan dibongkar. Potong akar dari pangkal leher. Selanjutnya akar ditarik sambil dibantu penggalian tanah agar akar dapat diambil utuh memanjang. Akar yang diambil yaitu akar pokok yang besar beserta cabang.
Untuk mendapatkan potongan stek, akar dipotong-potong sepanjang 15-20 cm. Potongan stek akar sebaiknya diistirahatkan 1-2 hari sebelum disemai. Hal ini untuk menyembuhkan luka potongan secara alami.
Untuk merangsang pertumbuhan akar, stek yang telah diistirahatkan direndam dalam larutan hormon perangsang akar, seperti Dharmasri 5 EC atau dioleskan hormon Rootone F. Penggunaan rootone F dengan memasukkan 4 sendok makan dalam baskom plastik ditambah 4 sendok makan air setelah kental dioleskan pada bagian bawah stek akar.
Stek ditanam dengan posisi tegak pada media pasir di dalam bedengan yang diberi sungkup dari plastik untuk menjaga kelembaban sampai dengan 90%. Penyiraman dapat dilakukan 1-2 kali sehari (pagi dan sore hari). Dengan memelihara kelembaban yang baik maka keberhasilan stek akar rata-rata mencapai 80-95%.Penyapihan dan pemeliharaan bibit : setelah stek akar yang tumbuh berumur 3 bulan dilakukan penyapihan ke media tanah + pupuk kompos (3:1). Bibit dipelihara di persemaian yang di naungi paranet dengan intensitas cahaya 50%. Bibit sudah siap tanam setelah berumur 6 bulan.
Stek Pucuk. Pembuatan stek pucuk dari trubusan stek akar : biasanya pada stek akar tumbuh 2-5 tunas, untuk mendapatkan pertumbuhan bibit stek akar yang baik hanya dibiarkab satu buah tunas, sisanya dipangkas. Tunas-tunas yang tidak dimanfaatkan tersebut dapat ditanam sebagai stek pucuk dengan persen hidup rata-rata 90-100%.
Pembuatan stek pucuk dari kebun pangkas : selain itu dapat pengambilan tunas dapat dilakukan dari tanaman sukun yang dipangkas. Pembuatan kebun pangkas dapat dilakukan di persemaian atau di lapangan. Tanaman sukun yang dipangkas setinggi 50 cm. Keberhasilan tumbuh stek pucuk dari kebun pangkas mencapai 64,50%.
Pembuatan stek pucuk dilakukan dengan memotong tunas sepanjang 10 cm, memiliki 2-3 daun. Satu buah tunas dapat dibuat menjadi 2 stek pucuk (potongan ujung dan bagian pangkal). Penanaman stek dilkukan pada media pasir sungai di dalam bedengan bersungkup. Stek pucuk dapat disapih ke media tanah + kompos (3:1) setelah berumur 2-3 bulan. Bibit dipelihara di persemaian dengan naungan paranet 50% sampai siap tanam. Keberhasilan tumbuh stek pucuk dapat mencapai 88,83%.
Okulasi. Cara okulasi dilakukan dengan menempelkan mata tunas sukun pada benih keluwih. Teknik ini dipilih bila ingin mendapatkan benih yang banyak dalam tempo singkat. Cara ini lebih sulit dibandingkan cara perbanyakan sukun lainnya karena membutuhkan keterampilan khusus.
Benih keluwih yang dipilih sebagai batang bawah haruslah sehat. Sebaiknya calon batang bawah ini sudah mempunyai 4-6 helai daun atau berumur sekitar 5-6 bulan sejak biji disemai. Mata tunas dari sukun yang hendak ditempelkan ke batang bawah dikerat dengan pisau okulasi. Biarkan sebagian kulit kayunya terbawa. Getah yang keluar dikeringkan dengan menaruh mata tunas pada pasir. Selanjutnya kulit batang bawah dikelupas, besarnya kelupasan diperkirakan sama dengan keratan mata tunas yang sudah disiapkan.
Okulasi yang berhasil ditandai dengan timbulnya tunas sukun. Bila tunas sudah tumbuh, tali rafia yang membalut dibuka. Setelah tunas sukun memiliki 3-5 helai daun, daun keluwih yang masih ada dibuang. Dengan demikian benih okulasi ini hanya memiliki tunas sukun saja. Benih ini dapat ditanam 6-8 bulan kemudian terhitung dari proses awal okulasi.
Cangkok. Kelebihan dari cangkok yaitu dapat dilakukan pada tanaman dewasa maupun yang masih muda. Pada tanaman dewasa yang dicangkok adalah cabang yang telah berwarna coklat. Pada tanaman muda yang dicangkok adalah batangnya, hal ini bisa dilakukan pada benih dari stek akar maupun tunas akar yang tumbuh secara alamiah. Waktu cangkok yang tepat adalah awal musim hujan, karena pada saat itu kelembaban cukup tinggi untuk merangsang tumbuhnya akar dan menyiapkan tumbuhan baru.
Cangkok Batang. Cara pencangkokan pada cabang yaitu sebagai berikut :
• Pilih batang yang merupakan cabang muda yang terletak pada cabang utama yang produktif. Diameter cabang tidak terlalu kecil atau besar, sekitar 3-5 cm.
• Kelupas kulit cabang selebar 3-5 cm. Panjang batang yang tersisa dari bagian yang akan dikelupas sebaiknya jangan terlalu panjang, cukup sekitar 40-60 cm. Getah yang keluar dari bekas kelupasan ini dibiarkan mengering sehari.
• Setelah getah mengering, dilepaskan dari kulit. Bekas luka dolesi hormon perangsang tumbuh akar (Rootone F) dengan bantuan kuas.
• Tutup bagian tersebut dengan tanah atau moss yang sudah dibasahi dengan air sehingga dapat menggumpal dan membalut batang.
• Balutan tersebut dibungkus dengan plastik putih tipis yang diikat erat dengan tali plastik untuk menguatkan balutan. Beri beberapa lubang pada plastik untuk pelancar penyiraman dan menjaga kelembaban agar tidak berlebihan.
• Setelah berumur 1-2 bulan, biasanya cangkokan sudah tumbuh dengan baik dan siap dipotong.
Cangkokan ini jangan langsung ditanam di lahan. Buka bagian balutannya. Masukkan dalam polybag yang sudah diisi media campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Lakukan perawatan dan penyiraman sehingga benih cangkokan siap sebagai tanaman muda yang akan dipindah ke lahan satu bulan kemudian.
Cangkok tunas akar. Cara yang dilakukan pada batang sukun dan tunas akar tidaklah berbeda. Hanya pencangkokan tunas akar sudah dapat dilakukan sejak ukuran batang sebesar pensil atau lebih kecil lagi asal tunas tersebut mulai berkayu di bagian bawahnya. Pencangkokan pada tunas akar lebih gampang dilakukan dan lebih mudah dikontrol dan dirawat sehingga tingkat keberhasilannya lebih tinggi dibandingkan cangkok batang.
Cara Penanaman Pohon Sukun
1) Bersihkan lahan dari rumput, batu dan kotoran 1 bulan sebelum tanam.
2) Buat lubang tanam dengan ukuran 75 x 75 x 75 cm pada jarak 12 x 12 m hingga 15 x 15 m. Tanah sebelah atas ditaruh di sebelah kiri, tanah sebelah bawah di sebelah kanan.
3) Tanah bagian atas dicampur dengan 1 blek pupuk kandang
4) Buka plastik/polybag penutup benih
5) Masukkan benih dalam lubang. Timbun dengan tanah bagian bawah terlebih dahulu baru tanah bagian atas. Saat penimbunan ini dapat ditaburkan pupuk NPK sebanyak 100 g per lubang.
6) Beri sedikit air agar tanah dapat agak dipadatkan sehingga posisi tanaman menjadi kokoh. Selanjutnya tanaman perlu dirawat dan disiram secara teratur agar mampu tumbuh dengan baik.
Setelah ditanam, pohon sukun membutuhkan penyiraman secara teratur dan menyeluruh selama periode pendirian tanaman mereka, yang umumnya mencapai lima bulan sampai satu tahun. Air tambahan mungkin diperlukan, terutama dalam beberapa tahun pertama setelah tanam jika musim kemarau sangat panjang atau tanaman menunjukkan gejala stres seperti perontokan daun. Sebelum menanam pohon di tanah, pohon harus disiram di pagi hari dan diperiksa lagi pada sore hari untuk memastikan tanah tidak terlalu kering. Jika selama pemeriksaan di sore hari tanah benar – benar kering, sirami tanaman lagi di sore hari itu juga.Tabel 2. Perkiraan kebutuhan pupuk untuk tanaman sukun.
Umur tanaman | Urea (gr) | SP-36 (gr) | KCl (gr) | Pupuk kandang (blek) |
0-1 thn | 30-75 | 40-75 | 25-40 | 1 |
2-5 thn | 130-200 | 80-150 | 80-150 | 2 |
5 thn lebih | 150-200 | 150-250 | 150-300 | 3 |
Umur dan Cara Panen Sukun
Ciri Buah Sukun Yang Siap Panen:
- Kulit buah yang semula kasar kini menjadi halus, kulit yang bertonjolan kecil kini membesar, selain itu kulit cenderung datar tidak terlalu nampak lagi tonjolannya.
- Warna kulit buah yang semula hijau cerah berubah kekuning-kuningan. Buah tua yang terlalu kuning tidak terlalu enak dikonsumsi.
- Buah sukun tua tampak padat, tetapi cenderung agak lunak bila ditekan. Buah yang terlalu lunak menandakan sukun kelewat umur bahkan sedang mengalami proses pembusukan.
Hama dan penyakit yang harus diperhatikan antara lain lalat putih, serangga tepung, semut dan siput. Siput dapat menghancurkan pohon muda dalam semalam, jadi perlakuan hati – hati untuk menjaga tanaman dari serangan siput sebelum penanaman. Fungisida dapat membantu mengatasi penyakit jamur atau penyakit akar meskipun keduanya jarang jarang ditemukan.Referensi :
diolah dari berbagai sumber