Budidaya Duku, Cara Tanam Pembibitan Sampai Panen
Pedoman Singkat Cara Menanam dan Memelihara Tanaman Buah Duku, Mulai Dari Pengolahan Tanah, Pembibitan, Pemupukan Hingga Panen dan Cara Penyimpanan Buah Duku
Di Indonesia duku terutama ditanam di daerah Jawa (Surakarta), Sumatera (Komering, Sumatera Selatan) & Jakarta (Condet).
Angin tdk terlalu mempengaruhi pertumbuhan dari tanaman duku tetapi tdk dapat tumbuh optimal di daerah yg kecepatan anginnya tinggi. Tanaman duku umumnya dapat tumbuh di daerah yg curah hujannya tinggi & merata sepanjang tahun. Tanaman duku tumbuh secara optimal di daerah dgn iklim basah sampai agak basah yg bercurah hujan antara 1500-2500 mm/tahun. Tanaman duku tumbuh optimal pada intensitas cahaya matahari tinggi. Tanaman duku dapat tumbuh subur jika terletak di suatu daerah dgn suhu rata-rata 19 derajat C. Kelembaban udara yg tinggi juga dapat mempercepat pertumbuhan tanaman duku, sebaliknya jika kelembaban udara rendah dapat menghambat pertumbuhan tanaman duku.
Tanaman duku dapat tumbuh baik sekali pada tanah yg banyak mengandung bahan organik, subur & mempunyai aerasi tanah yg baik. Sebaliknya pada tanah yg agak sarang/tanah yg banyak mengandung pasir, tanaman duku tdk akan berproduksi dgn baik apabila tdk disertai dgn pengairan yg cukup.
Derajat keasaman tanah (pH) yg baik utk tanaman duku adalah 6–7, walaupun tanaman duku relatif lebih toleran terhadap keadaan tanah masam.
Di daerah yg agak basah, tanaman duku akan tumbuh & berproduksi dgn baik asalkan keadaan keadaan air tanahnya kurang dari 150 m di bawah permukaan tanah (air tanah tipe a & tipe b). Tetapi tanaman duku tdk menghendaki air tanah yg menggenang karena dapat menghambat pertumbuhan & produksi tanaman.
Tanaman duku lebih menyukai tempat yg agak lereng karena tanaman duku tdk dapat tumbuh optimal pada kondisi air yg tergenang. Sehingga jika tempatnya agak lereng, air hujan akan terus mengalir & tdk membentuk suatu genangan air. Ketinggian Tempat Umumnya tanaman duku menghendaki lahan yg memiliki ketinggian tdk lebih dari 650 m dpl.
Kualitas bibit tanaman duku yg akan ditanam sangat menentukan produksi duku. Oleh sebab itu bibit duku harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Waktu penyemaian benih sebaiknya pada musim hujan agar diperoleh keadaan yg selalu lembab & basah.Cara pembuatan media penyemaian dapat berupa tanah yg subur/campuran tanah & pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dgn perbandingan sama (1:1). Jika perlu media tanam dapat ditambahkan sedikit pasir. Tempat persemaian bisa berupa bedengan, keranjang/kantong plastik atau polybag. Tetapi sebaiknya tempat utk persemaian menggunakan kantong plastik agar mempermudah dlm proses pemindahan bibit.
Bibit duku tdk memerlukan perawatan khusus kecuali pemberian air yg cukup terutama pada musim kemarau. Selama 2 atau 3 minggu sejak bibit duku ditanam perlu dilakukan penyiraman dua kali setiap hari yaitu pagi & sore hari, terutama pada saat tdk turun hujan. Selanjutnya cukup disiram satu kali setiap hari. Kalau pertumbuhannya sudah benar-benar kokoh, penyiraman cukup dilakukan penyiraman secukupnya jika media penyemaian kering. Penyulaman pada bibit diperlukan jika ada bibit yg mati maupun bibit yg pertumbuhannya terhambat. Rumput liar yg mengganggu pertumbuhan bibit juga hrus dihilangkan. utk meningkatkan pertumbuhan bibit perlu diberi pupuk baik pupuk organik berupa pupuk kandang & kompos maupun pupuk anorganik berupa pupuk TSP & ZK sesuai dgn dosis & kadar yg dianjurkan.
Umur bibit yg siap tanam adalah sekitar 2-3 bulan dgn tinggi bibit 30-40 cm. Kegiatan pemindahan bibit harus memperhatikan kondisi fisik bibit waktu yg tepat.
Pengolahan Tanah dan Media Tanam Duku
Sebelum dilakukan pengolahan lahan perlu diketahui terlebih dahulu tingkat pH tanah yg sesuai utk tanaman duku, yaitu sebesar 6-7. Selain itu kondisi tanah yg akan diolah juga harus sesuai dgn persyaratan tumbuh tanaman duku yaitu tanah yg mengandung banyak bahan organik serta airase tanah yg baik.
Kegiatan pembukaan lahan dapat dilakukan dgn menggunakan alat bantu seperti traktor maupun cangkul. Pembukaan laahan sebaiknya dilakukan pada waktu musim kering agar pada awal waktu musim hujan kegiatan penanaman dapat dilakukan segera. Pembentukan bedengan tdk terlalu diperlukan delam pengolahan lahan utk tanaman duku, sehingga bedengan jarang dijumpai pada lahan tanaman duku.
Kegiatan pengapuran sangat diperlukan jika kondisi pH tanah tdk sesuai dgn persyaratan pH tanah utk tanaman duku. Cara pengapuran dapat dilakukan dgn penyiraman di sekitar tanaman duku. Jumlah & dosis pengapuran harus sesuai dgn kadar yg dianjurkan.
Teknik dan Cara Penanaman Pohon Buah Duku
Pohon duku umumnya di tanam di pekarangan, tetapi sering pula ditanam tumpang sari di bawah pohon kelapa (di Filipina) atau ditumpang sarikan dgn tanaman lain seperti pohon manggis & durian (di Indonesia & Thailand). Jarak tanam yg dianjurkan sangat bervariasi dari jarak 8x8 m (kira-kira 150 pohon/ha, di Philipina) sampai jarak 12x12 m utk tipe longkong yg tajuknya memencar di Thailand bagian selatan (50-60 pohon/hektar). Jarak tanam ini ditentukan dgn memperhatikan adanya pohon-pohon pendampingnya.
Variasi jarak tanam yg lain adalah ukuran 7x8 m, 8x9 m, 9x9 m, 9x10 m. Namun hal yg perlu diperhatikan adalah jarak tanam harus cukup lebar, karena jika tanamannya sudah dewasa tajuknya membutuhkan ruangan yg cukup luas. Salah satu variasi tersebut dapat diterapkan tergantung kondisi tanah terutama tingkat kesuburannya. Seandainya diterapkan jarak tanam 10x10 m, berarti utk lahan yg luasnya satu hektar akan dapat ditanami bibit duku sebanyak 100 pohon.
Setelah jarak tanam ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan lubang tanam. Waktu yg terbaik utk membuat lubang tanam adalah sekitar 1-2 bulan sebelum penanaman bibit. Lubang tanam minimal yg dibuat adalah berukuran 0,6 x 0,6 x 0,6 meter. Namun akan lebih baik apabila ukurannya lebih besar yaitu 0,8 x 0,8 x 0,7 meter. Jika bibit duku yg akan ditanam berakar panjang (bibit dari biji), maka lubang yg dibuat harus lebih dalam. Tetapi jika bibit duku berakar pendek (bibit hasil cangkok), penggalian lubang diusahakan lebih lebar & lebih luas.
Penanaman bibit duku sebaiknya menunggu sampai tanah galian memadat atau tampak turun dari permukaan tanah sekitarnya. Sebelum penanaman dilakukan, maka tanah pada lubang tanam digali terlebih dahulu dgn ukuran kira-kira sebesar kantung yg dibuat utk membungkus bibit. Setelah itu pembungkus bibit dibuka & tanaman dimasukkan dlam lubang tanam. Hal yg perlu diperhatikan adalah posisi akar tdk boleh terbelit sehingga nantinya tdk mengganggu proses pertumbuhan. Pada saat penanaman bibit, kondisi tanah harus basah/disiram dahulu. Penanaman bibit duku jangan terlalu dangkal. Selain itu permukaan tanah yg dibawa oleh bibit dari kantung pembungkus harus tetap terlihat. Setelah bibit tanam, maka tanah yg ada disekitarnya dipadatkan & disiram dgn air secukupnya. Disekitar permukaan atas lubang tanam dapat diberi bonggol pisang, jerami, atau rumput-rumputan kering utk menjaga kelembaban & menghindari pengerasan tanah.
Tips Pemeliharaan Tanaman Agar Berbuah Lebat dan Subur
Penjarangan dan Penyulaman
Kegiatan penjarangan pada dasarnya adalah utk mengurangi persaingan antara tanaman pokok (tanaman duku) & tanaman lain (tanaman pelindung). Persaingan yg terjadi adalah utk mendapatkan unsur hara, air, sinar matahari, & ruang tumbuh. Tanaman selain duku yg dijarangi sebaiknya merupakan tanaman yg memang tdk dikehendaki & menggangu pertumbuhan tanaman duku. Penyulaman tanaman duku juga perlu dilakukan jika ada tanaman duku yg mati. Tumbuhan liar atau gulma juga harus dibersihkan secara rutin. Radius 1-2 meter dari tanaman duku harus bersih.
Penyiangan rumput liar dan gulma yang mengganggu
Kegiatan penyiangan diperlukan utk menghilangkan rumput & herba kecil yg dapat mengganggu pertumbuhan Tanaman duku. Penyiangan dapat dilakukan dgn tangan maupun dgn bantuan beberapa alat pertaniannya lainnya.
Pemupukan
Pemupukan sangat diperlukan utk meningkatkan ketersediaan hara tanah. Meskipun tdk ada pedoman baku utk pemupukan duku, tetapi agar tdk membingungkan dapat menggunakan patokan sebagai berikut:
Tahun kedua & ketiga utk setiap pohon duku bisa diberikan pupuk 15-30 kg pupuk organik, urea 100 gram, TSP 50 gram & ZK 20 gram.
Tahun keempat, kelima & keenam, dosis pupuk dinaikan menjadi 25-40 kg pupuk organik, urea 150 gram, TSP 60 gram & juga pupuk ZK sebanyak 40 gram.
Tahun-tahun berikutnya dosis pupuk dinaikkan lagi. Namun pemberian pupuk sebaiknya disesuaikan pula dgn tingkat pertumbuhan tanaman duku & kesuburan tanah. Pemupukan duku dilakukan dgn cara menggali tanah di sekitar tanaman duku sedalam 30-50 cm dgn lebar yg sama. Lubang pupuk tersebut dibuat melingkar yg letaknya tepat disekeliling tajuk tanaman.
Pengairan dan Penyiraman
Tanaman duku hanya memerlukan pemberian air yg cukup terutama pada musim kemarau. Selain itu juga tanaman duku sudah cukup kuat & kokoh maka penyiraman dilakukan seperlunya saja. Di sekitar lubang tanam sebaiknya dibuat saluran air utk mencegah air yg tergenang baik yg berasal dari hujan maupun air penyiraman.
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Buah Duku
Hama Kelelawar
Buah duku yg diincar kelelawar adalah buah duku yg matang & siap dipanen.
Pengendalian: utk mencegah gangguan kelelawar ini adalah dgn membungkus buah duku sejak buah itu berukuran kecil. Bahan pembungkus dapat berupa ijuk tanaman aren, kain bekas, bongsang yg terbuat dari anyaman bambu.
Hama Kutu perisai (Asterolecantium sp.)
Hama ini menyerang daun & batang duku.
Pengendalian:
dengan cara pemeliharaan & perawatan tanaman sebaik mungkin; menggunakan insektisida yg sesuai dgn jenis hama yg mengganggunya.
Hama Kumbang penggerak buah (Curculio sp.)
Gejala: menyerang buah duku yg sudah matang, sehingga buah duku berlubang & busuk bila air hujan masuk ke dalamnya. Pengendalian: sama kutu perisai.
Hama Kutu putih (Psedococcus lepelleyi)
Hama yg menutupi kuncup daun & daun muda buah duku. Pengendalian: sama kutu perisai.
Penyakit busuk akar
Merupakan penyakit yg berbahaya karena menyerang pohon & buah duku.
Pengendalian:
dengan pemeliharaan tanaman yg baik; disemprot dgn fungisida sesuai dgn peruntukannya masing-masing obat.
Penyakit antraknosa (Colletotrichum gloeosporiods)
Gejala: adanya bintik kecoklatan pada rangkaian buah, serangan ini menyebabkan buah berguguran lebih awal & juga menyebabkan kerugian pasca panen.
Pengendalian:
dengan pemeliharaan tanaman yg baik; disemprot dgn fungisida sesuai dgn peruntukannya masing-masing obat.
Penyakit mati pucuk
Penyebab: cendawan Gloeosporium sp. menyerang ujung cabang & ranting yg nampak kering.
Pengendalian:
dengan pemeliharaan tanaman yg baik; dilakukan dgn disemprot dgn fungisida seperti Manzate, Zerlate, Fermate, Dithane D-14 atau pestisida lain. Dosis utk obat pemberantasan penyakit ini harus disesuaikan dgn anjuran pada label masing-masing obat.
Gulma
Adanya gulma seperti rumput liar & alang-alang dapat menghambat pertumbuhan tanaman duku. Gulma ini harus dihilangkan dgn cara penyiangan & utk mencegah gulma ini dapat digunakan obat-obatan kimia.
Umur dan Cara Panen Buah Duku
Pada umumnya, tanaman duku mulai berbunga sekitar bulan September & Oktober setiap tahunnya & buahnya yg masak mulai dapat dipungut setelah 6 bulan kemudian sejak keluarnya bunga, yaitu sekitar bulan Februari atau Maret. Penyerbukan bunga duku biasanya terjadi secara silang oleh perantaraan serangga seperti lebah madu, walupun penyerbukan sendiri sering pula terjadi. Masa keluarnya bunga duku yg pertama tergantung pada kondisi lingkungan & sifat/jenis dari tanaman duku tersebut.Musim panen duku pendek sekali, buah langsat matang sedikit lebih awal dari buah duku. Di daerah tertentu tipe buah duku-langsat menghasilkan 2 kali panen pertahun (walupun tdk jelas apakah masing-masing pohon berbuah lebih dari sekali setiap tahunnya), & waktu panen itu juga bervariasi utk berbagai daerah, sehingga di pasar-pasar induk buah duku dapat diperoleh selama 4 bulan (di Thailand & Filiphina pada bulan Juli sampai Oktober) sampai 8 bulan (di Semenanjung Malaysia pada bulan Juni sampai Februari).
Umur tanaman duku dapat mencapai 300 tahun atau lebih, tergantung dari sifat atau jenisnya, cara pemeliharaan & kondisi lingkungan tempat tumbuh. Produktivitas buahnya yg siap panen juga sangat dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut. Buah duku yg siap dipanen biasanya kulit buah berwarna kuning kehijau-hijauan bersih & bahkan telah menjadi kuning keputih-putihan serta buah agak lunak. Tanda-tanda lainnya adalah getah pada kulit buahnya sudah tampak berkurang atau tdk ada getah sama sekali pada kulit buah duku, jika buah masih berwarna hijau berarti buah belum matang & tdk siap dipanen. Tanaman duku yg diperbanyak dgn biji, biasanya mulai berbunga sekaligus berbuah pada umur tanaman 12 tahun bahkan lebih. Sedangkan utk tanaman duku yg pembibitannya secara vegetatif seperti pencangkokkan atau sambungan dapat berbuah lebih cepat yaitu pada umur 8 tahun.
Buah duku biasanya dipanen dgn cara dipanjat pohonnya & dipotongi tandan–tandan buahnya yg matang dgn pisau atau gunting pangkas. Hendaklah berhati-hati agar tdk melukai bagian batang tempat menempelnya gagang tandan, sebab perbungaan berikutnya juga akan muncul disitu juga. Kenyataannya, daripada memanjat pohonnya lebih baik menggunakan tangga, sebab tindakan demikian akan mengurangi kerusakan kuncup-kuncup bunga yg masih dominan. Diperlukan 4 atau 5 kali pemanenan sampai semua buah habis dipetik dari pohon. Hanya pemetikan buah yg matang, yg ditaksir dari perubahan warna, yg akan sangat memperbaiki kualitas buah. Umumnya buah yg berada dlm satu tandan akan matang hampir bersamaan, tetapi jika proses pematangan tdk bersamaan, akan sangat menyulitkan pemanenan. Buah duku harus dipanen dlm kondisi kering, sebab buah yg basah akan berjamur jika dikemas.
Hasil Panen buah duku agak bervariasi. Suatu kecenderungan adanya 2 kali berbuah telah dilaporkan di Filiphina. Pohon duku yg berumur 10 tahun dapat menghasilkan 40-50 kg, buah duku meningkat menjadi 80–150 kg pada umur pohon 30 tahun, hasil maksimumnya menurut laporan yg ada mencapai 300 kg per pohon. Angka-angka mengenai luasan lahan & produksi tersebut di atas jika dihitung menjadi hasil rata-rata akan diperoleh angka 2,5 ton per hektar utk negara. Filiphina dibandingkan dgn 3,6 ton per hektar utk langsat & 5,6 ton per hektar utk duku di Thailand. Setelah buah dipanen, maka buah duku tersebut dikumpulkan disuatu tempat yg kering & tdk berair.
Duku merupakan buah yg sangat mudah rusak karena kulit buahnya akan berubah menjadi coklat dlm 4 atau 5 hari setelah dipanen. Buah dapat dibiarkan dipohonnya selama beberapa hari menunggu sampai tandan-tandan lainnya juga matang, tetapi walau masih berada dipohonnya buah-buah itu tetap berubah menjadi coklat & dalam waktu yang pendek tdk akan laku dijual di pasar. Sehingga diperlukan adanya proses penyimpanan dlm kamar pendingin dgn suhu 15°C & kelembaban nisbi 85-90 % dapat memungkinkan buah bertahan sampai 2 minggu, jika buah-buah itu direndam dulu dlm larutan Benomil.
Buah duku mudah sekali mengalami kerusakan yg tidak berbeda dgn buah-buahan lain pada umumnya. utk mengatasi kemungkinan adanya kerusakan pada buah duku, terutama kerusakan pada waktu perjalanan, maka buah duku itu harus dikemas sedemikian rupa dgn menggunakan kemasan yg kuat. Jenis kemasan yg paling baik utk buah duku adalah peti kayu. Ukuran kemasan jangan terlalu kecil atau besar, tetapi sebaiknya berukuran lebih kurang 30 x 30 x 50 cm yg dapat memuat buah duku sekitar 20 kg per peti. Setelah buah duku dikemas dlm kemasan yg baik maka kemasan itu dikumpulkan pada suatu tempat atau gudang utk kemudian diangkut dgn alat transportasi.
Jenis tanaman buah duku (Lansium domesticum Corr) yang banyak ditanam di Indonesia adalah jenis duku unggul seperti duku komering, duku metesih dan duku condet.Tanaman Buah Duku adalah salah satu jenis tanaman musiman yang sangat digemari dan ditunggu-tunggu jika musim berbuahnya tiba. Duku (Lansium domesticum Corr) merupakan tanaman buah berupa pohon yg berasal dari Indonesia. Sekarang populasi duku sudah tersebar secara luas di seluruh pelosok nusantara. Selain itu ada yg menyebutkan duku berasal dari Asia Tenggara bagian Barat, Semenanjung Thailand di sebelah Barat sampai Kalimantan di sebelah Timur. Jenis ini masih dijumpai tumbuh liar/meliar kembali di wilayah tersebut & merupakan salah satu buah-buahan budidaya utama.
Di Indonesia duku terutama ditanam di daerah Jawa (Surakarta), Sumatera (Komering, Sumatera Selatan) & Jakarta (Condet).
Angin tdk terlalu mempengaruhi pertumbuhan dari tanaman duku tetapi tdk dapat tumbuh optimal di daerah yg kecepatan anginnya tinggi. Tanaman duku umumnya dapat tumbuh di daerah yg curah hujannya tinggi & merata sepanjang tahun. Tanaman duku tumbuh secara optimal di daerah dgn iklim basah sampai agak basah yg bercurah hujan antara 1500-2500 mm/tahun. Tanaman duku tumbuh optimal pada intensitas cahaya matahari tinggi. Tanaman duku dapat tumbuh subur jika terletak di suatu daerah dgn suhu rata-rata 19 derajat C. Kelembaban udara yg tinggi juga dapat mempercepat pertumbuhan tanaman duku, sebaliknya jika kelembaban udara rendah dapat menghambat pertumbuhan tanaman duku.
Tanaman duku dapat tumbuh baik sekali pada tanah yg banyak mengandung bahan organik, subur & mempunyai aerasi tanah yg baik. Sebaliknya pada tanah yg agak sarang/tanah yg banyak mengandung pasir, tanaman duku tdk akan berproduksi dgn baik apabila tdk disertai dgn pengairan yg cukup.
Derajat keasaman tanah (pH) yg baik utk tanaman duku adalah 6–7, walaupun tanaman duku relatif lebih toleran terhadap keadaan tanah masam.
Di daerah yg agak basah, tanaman duku akan tumbuh & berproduksi dgn baik asalkan keadaan keadaan air tanahnya kurang dari 150 m di bawah permukaan tanah (air tanah tipe a & tipe b). Tetapi tanaman duku tdk menghendaki air tanah yg menggenang karena dapat menghambat pertumbuhan & produksi tanaman.
Tanaman duku lebih menyukai tempat yg agak lereng karena tanaman duku tdk dapat tumbuh optimal pada kondisi air yg tergenang. Sehingga jika tempatnya agak lereng, air hujan akan terus mengalir & tdk membentuk suatu genangan air. Ketinggian Tempat Umumnya tanaman duku menghendaki lahan yg memiliki ketinggian tdk lebih dari 650 m dpl.
Duku adalah jenis buah-buahan dari anggota suku Meliaceae. Tanaman yang berasal dari Asia Tenggara sebelah barat ini memiliki kemiripan dengan buah langsat, kokosan, pisitan, celoring dan lain-lain dengan pelbagai variasinya.Cara Pembibitan dan Syarat Bibit Yang Baik
Kualitas bibit tanaman duku yg akan ditanam sangat menentukan produksi duku. Oleh sebab itu bibit duku harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- Bebas dari hama & penyakit
- Bibit mempunyai sifat genjah
- Tingkat keseragaman penampakan fisik seperti warna, bentuk & ukuran lebih seragam dari bibit lain yg sejenis
- Bibit cepat tumbuh.
Waktu penyemaian benih sebaiknya pada musim hujan agar diperoleh keadaan yg selalu lembab & basah.Cara pembuatan media penyemaian dapat berupa tanah yg subur/campuran tanah & pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dgn perbandingan sama (1:1). Jika perlu media tanam dapat ditambahkan sedikit pasir. Tempat persemaian bisa berupa bedengan, keranjang/kantong plastik atau polybag. Tetapi sebaiknya tempat utk persemaian menggunakan kantong plastik agar mempermudah dlm proses pemindahan bibit.
Bibit duku tdk memerlukan perawatan khusus kecuali pemberian air yg cukup terutama pada musim kemarau. Selama 2 atau 3 minggu sejak bibit duku ditanam perlu dilakukan penyiraman dua kali setiap hari yaitu pagi & sore hari, terutama pada saat tdk turun hujan. Selanjutnya cukup disiram satu kali setiap hari. Kalau pertumbuhannya sudah benar-benar kokoh, penyiraman cukup dilakukan penyiraman secukupnya jika media penyemaian kering. Penyulaman pada bibit diperlukan jika ada bibit yg mati maupun bibit yg pertumbuhannya terhambat. Rumput liar yg mengganggu pertumbuhan bibit juga hrus dihilangkan. utk meningkatkan pertumbuhan bibit perlu diberi pupuk baik pupuk organik berupa pupuk kandang & kompos maupun pupuk anorganik berupa pupuk TSP & ZK sesuai dgn dosis & kadar yg dianjurkan.
Umur bibit yg siap tanam adalah sekitar 2-3 bulan dgn tinggi bibit 30-40 cm. Kegiatan pemindahan bibit harus memperhatikan kondisi fisik bibit waktu yg tepat.
Pengolahan Tanah dan Media Tanam Duku
Sebelum dilakukan pengolahan lahan perlu diketahui terlebih dahulu tingkat pH tanah yg sesuai utk tanaman duku, yaitu sebesar 6-7. Selain itu kondisi tanah yg akan diolah juga harus sesuai dgn persyaratan tumbuh tanaman duku yaitu tanah yg mengandung banyak bahan organik serta airase tanah yg baik.
Kegiatan pembukaan lahan dapat dilakukan dgn menggunakan alat bantu seperti traktor maupun cangkul. Pembukaan laahan sebaiknya dilakukan pada waktu musim kering agar pada awal waktu musim hujan kegiatan penanaman dapat dilakukan segera. Pembentukan bedengan tdk terlalu diperlukan delam pengolahan lahan utk tanaman duku, sehingga bedengan jarang dijumpai pada lahan tanaman duku.
Kegiatan pengapuran sangat diperlukan jika kondisi pH tanah tdk sesuai dgn persyaratan pH tanah utk tanaman duku. Cara pengapuran dapat dilakukan dgn penyiraman di sekitar tanaman duku. Jumlah & dosis pengapuran harus sesuai dgn kadar yg dianjurkan.
Teknik dan Cara Penanaman Pohon Buah Duku
Pohon duku umumnya di tanam di pekarangan, tetapi sering pula ditanam tumpang sari di bawah pohon kelapa (di Filipina) atau ditumpang sarikan dgn tanaman lain seperti pohon manggis & durian (di Indonesia & Thailand). Jarak tanam yg dianjurkan sangat bervariasi dari jarak 8x8 m (kira-kira 150 pohon/ha, di Philipina) sampai jarak 12x12 m utk tipe longkong yg tajuknya memencar di Thailand bagian selatan (50-60 pohon/hektar). Jarak tanam ini ditentukan dgn memperhatikan adanya pohon-pohon pendampingnya.
Variasi jarak tanam yg lain adalah ukuran 7x8 m, 8x9 m, 9x9 m, 9x10 m. Namun hal yg perlu diperhatikan adalah jarak tanam harus cukup lebar, karena jika tanamannya sudah dewasa tajuknya membutuhkan ruangan yg cukup luas. Salah satu variasi tersebut dapat diterapkan tergantung kondisi tanah terutama tingkat kesuburannya. Seandainya diterapkan jarak tanam 10x10 m, berarti utk lahan yg luasnya satu hektar akan dapat ditanami bibit duku sebanyak 100 pohon.
Setelah jarak tanam ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan lubang tanam. Waktu yg terbaik utk membuat lubang tanam adalah sekitar 1-2 bulan sebelum penanaman bibit. Lubang tanam minimal yg dibuat adalah berukuran 0,6 x 0,6 x 0,6 meter. Namun akan lebih baik apabila ukurannya lebih besar yaitu 0,8 x 0,8 x 0,7 meter. Jika bibit duku yg akan ditanam berakar panjang (bibit dari biji), maka lubang yg dibuat harus lebih dalam. Tetapi jika bibit duku berakar pendek (bibit hasil cangkok), penggalian lubang diusahakan lebih lebar & lebih luas.
Penanaman bibit duku sebaiknya menunggu sampai tanah galian memadat atau tampak turun dari permukaan tanah sekitarnya. Sebelum penanaman dilakukan, maka tanah pada lubang tanam digali terlebih dahulu dgn ukuran kira-kira sebesar kantung yg dibuat utk membungkus bibit. Setelah itu pembungkus bibit dibuka & tanaman dimasukkan dlam lubang tanam. Hal yg perlu diperhatikan adalah posisi akar tdk boleh terbelit sehingga nantinya tdk mengganggu proses pertumbuhan. Pada saat penanaman bibit, kondisi tanah harus basah/disiram dahulu. Penanaman bibit duku jangan terlalu dangkal. Selain itu permukaan tanah yg dibawa oleh bibit dari kantung pembungkus harus tetap terlihat. Setelah bibit tanam, maka tanah yg ada disekitarnya dipadatkan & disiram dgn air secukupnya. Disekitar permukaan atas lubang tanam dapat diberi bonggol pisang, jerami, atau rumput-rumputan kering utk menjaga kelembaban & menghindari pengerasan tanah.
Tips Pemeliharaan Tanaman Agar Berbuah Lebat dan Subur
Penjarangan dan Penyulaman
Kegiatan penjarangan pada dasarnya adalah utk mengurangi persaingan antara tanaman pokok (tanaman duku) & tanaman lain (tanaman pelindung). Persaingan yg terjadi adalah utk mendapatkan unsur hara, air, sinar matahari, & ruang tumbuh. Tanaman selain duku yg dijarangi sebaiknya merupakan tanaman yg memang tdk dikehendaki & menggangu pertumbuhan tanaman duku. Penyulaman tanaman duku juga perlu dilakukan jika ada tanaman duku yg mati. Tumbuhan liar atau gulma juga harus dibersihkan secara rutin. Radius 1-2 meter dari tanaman duku harus bersih.
Penyiangan rumput liar dan gulma yang mengganggu
Kegiatan penyiangan diperlukan utk menghilangkan rumput & herba kecil yg dapat mengganggu pertumbuhan Tanaman duku. Penyiangan dapat dilakukan dgn tangan maupun dgn bantuan beberapa alat pertaniannya lainnya.
Pemupukan
Pemupukan sangat diperlukan utk meningkatkan ketersediaan hara tanah. Meskipun tdk ada pedoman baku utk pemupukan duku, tetapi agar tdk membingungkan dapat menggunakan patokan sebagai berikut:
Tahun kedua & ketiga utk setiap pohon duku bisa diberikan pupuk 15-30 kg pupuk organik, urea 100 gram, TSP 50 gram & ZK 20 gram.
Tahun keempat, kelima & keenam, dosis pupuk dinaikan menjadi 25-40 kg pupuk organik, urea 150 gram, TSP 60 gram & juga pupuk ZK sebanyak 40 gram.
Tahun-tahun berikutnya dosis pupuk dinaikkan lagi. Namun pemberian pupuk sebaiknya disesuaikan pula dgn tingkat pertumbuhan tanaman duku & kesuburan tanah. Pemupukan duku dilakukan dgn cara menggali tanah di sekitar tanaman duku sedalam 30-50 cm dgn lebar yg sama. Lubang pupuk tersebut dibuat melingkar yg letaknya tepat disekeliling tajuk tanaman.
Pengairan dan Penyiraman
Tanaman duku hanya memerlukan pemberian air yg cukup terutama pada musim kemarau. Selain itu juga tanaman duku sudah cukup kuat & kokoh maka penyiraman dilakukan seperlunya saja. Di sekitar lubang tanam sebaiknya dibuat saluran air utk mencegah air yg tergenang baik yg berasal dari hujan maupun air penyiraman.
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Buah Duku
Hama Kelelawar
Buah duku yg diincar kelelawar adalah buah duku yg matang & siap dipanen.
Pengendalian: utk mencegah gangguan kelelawar ini adalah dgn membungkus buah duku sejak buah itu berukuran kecil. Bahan pembungkus dapat berupa ijuk tanaman aren, kain bekas, bongsang yg terbuat dari anyaman bambu.
Hama Kutu perisai (Asterolecantium sp.)
Hama ini menyerang daun & batang duku.
Pengendalian:
dengan cara pemeliharaan & perawatan tanaman sebaik mungkin; menggunakan insektisida yg sesuai dgn jenis hama yg mengganggunya.
Hama Kumbang penggerak buah (Curculio sp.)
Gejala: menyerang buah duku yg sudah matang, sehingga buah duku berlubang & busuk bila air hujan masuk ke dalamnya. Pengendalian: sama kutu perisai.
Hama Kutu putih (Psedococcus lepelleyi)
Hama yg menutupi kuncup daun & daun muda buah duku. Pengendalian: sama kutu perisai.
Penyakit busuk akar
Merupakan penyakit yg berbahaya karena menyerang pohon & buah duku.
Pengendalian:
dengan pemeliharaan tanaman yg baik; disemprot dgn fungisida sesuai dgn peruntukannya masing-masing obat.
Penyakit antraknosa (Colletotrichum gloeosporiods)
Gejala: adanya bintik kecoklatan pada rangkaian buah, serangan ini menyebabkan buah berguguran lebih awal & juga menyebabkan kerugian pasca panen.
Pengendalian:
dengan pemeliharaan tanaman yg baik; disemprot dgn fungisida sesuai dgn peruntukannya masing-masing obat.
Penyakit mati pucuk
Penyebab: cendawan Gloeosporium sp. menyerang ujung cabang & ranting yg nampak kering.
Pengendalian:
dengan pemeliharaan tanaman yg baik; dilakukan dgn disemprot dgn fungisida seperti Manzate, Zerlate, Fermate, Dithane D-14 atau pestisida lain. Dosis utk obat pemberantasan penyakit ini harus disesuaikan dgn anjuran pada label masing-masing obat.
Gulma
Adanya gulma seperti rumput liar & alang-alang dapat menghambat pertumbuhan tanaman duku. Gulma ini harus dihilangkan dgn cara penyiangan & utk mencegah gulma ini dapat digunakan obat-obatan kimia.
Umur dan Cara Panen Buah Duku
Pada umumnya, tanaman duku mulai berbunga sekitar bulan September & Oktober setiap tahunnya & buahnya yg masak mulai dapat dipungut setelah 6 bulan kemudian sejak keluarnya bunga, yaitu sekitar bulan Februari atau Maret. Penyerbukan bunga duku biasanya terjadi secara silang oleh perantaraan serangga seperti lebah madu, walupun penyerbukan sendiri sering pula terjadi. Masa keluarnya bunga duku yg pertama tergantung pada kondisi lingkungan & sifat/jenis dari tanaman duku tersebut.Musim panen duku pendek sekali, buah langsat matang sedikit lebih awal dari buah duku. Di daerah tertentu tipe buah duku-langsat menghasilkan 2 kali panen pertahun (walupun tdk jelas apakah masing-masing pohon berbuah lebih dari sekali setiap tahunnya), & waktu panen itu juga bervariasi utk berbagai daerah, sehingga di pasar-pasar induk buah duku dapat diperoleh selama 4 bulan (di Thailand & Filiphina pada bulan Juli sampai Oktober) sampai 8 bulan (di Semenanjung Malaysia pada bulan Juni sampai Februari).
Umur tanaman duku dapat mencapai 300 tahun atau lebih, tergantung dari sifat atau jenisnya, cara pemeliharaan & kondisi lingkungan tempat tumbuh. Produktivitas buahnya yg siap panen juga sangat dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut. Buah duku yg siap dipanen biasanya kulit buah berwarna kuning kehijau-hijauan bersih & bahkan telah menjadi kuning keputih-putihan serta buah agak lunak. Tanda-tanda lainnya adalah getah pada kulit buahnya sudah tampak berkurang atau tdk ada getah sama sekali pada kulit buah duku, jika buah masih berwarna hijau berarti buah belum matang & tdk siap dipanen. Tanaman duku yg diperbanyak dgn biji, biasanya mulai berbunga sekaligus berbuah pada umur tanaman 12 tahun bahkan lebih. Sedangkan utk tanaman duku yg pembibitannya secara vegetatif seperti pencangkokkan atau sambungan dapat berbuah lebih cepat yaitu pada umur 8 tahun.
Buah duku biasanya dipanen dgn cara dipanjat pohonnya & dipotongi tandan–tandan buahnya yg matang dgn pisau atau gunting pangkas. Hendaklah berhati-hati agar tdk melukai bagian batang tempat menempelnya gagang tandan, sebab perbungaan berikutnya juga akan muncul disitu juga. Kenyataannya, daripada memanjat pohonnya lebih baik menggunakan tangga, sebab tindakan demikian akan mengurangi kerusakan kuncup-kuncup bunga yg masih dominan. Diperlukan 4 atau 5 kali pemanenan sampai semua buah habis dipetik dari pohon. Hanya pemetikan buah yg matang, yg ditaksir dari perubahan warna, yg akan sangat memperbaiki kualitas buah. Umumnya buah yg berada dlm satu tandan akan matang hampir bersamaan, tetapi jika proses pematangan tdk bersamaan, akan sangat menyulitkan pemanenan. Buah duku harus dipanen dlm kondisi kering, sebab buah yg basah akan berjamur jika dikemas.
Hasil Panen buah duku agak bervariasi. Suatu kecenderungan adanya 2 kali berbuah telah dilaporkan di Filiphina. Pohon duku yg berumur 10 tahun dapat menghasilkan 40-50 kg, buah duku meningkat menjadi 80–150 kg pada umur pohon 30 tahun, hasil maksimumnya menurut laporan yg ada mencapai 300 kg per pohon. Angka-angka mengenai luasan lahan & produksi tersebut di atas jika dihitung menjadi hasil rata-rata akan diperoleh angka 2,5 ton per hektar utk negara. Filiphina dibandingkan dgn 3,6 ton per hektar utk langsat & 5,6 ton per hektar utk duku di Thailand. Setelah buah dipanen, maka buah duku tersebut dikumpulkan disuatu tempat yg kering & tdk berair.
Duku merupakan buah yg sangat mudah rusak karena kulit buahnya akan berubah menjadi coklat dlm 4 atau 5 hari setelah dipanen. Buah dapat dibiarkan dipohonnya selama beberapa hari menunggu sampai tandan-tandan lainnya juga matang, tetapi walau masih berada dipohonnya buah-buah itu tetap berubah menjadi coklat & dalam waktu yang pendek tdk akan laku dijual di pasar. Sehingga diperlukan adanya proses penyimpanan dlm kamar pendingin dgn suhu 15°C & kelembaban nisbi 85-90 % dapat memungkinkan buah bertahan sampai 2 minggu, jika buah-buah itu direndam dulu dlm larutan Benomil.
Buah duku mudah sekali mengalami kerusakan yg tidak berbeda dgn buah-buahan lain pada umumnya. utk mengatasi kemungkinan adanya kerusakan pada buah duku, terutama kerusakan pada waktu perjalanan, maka buah duku itu harus dikemas sedemikian rupa dgn menggunakan kemasan yg kuat. Jenis kemasan yg paling baik utk buah duku adalah peti kayu. Ukuran kemasan jangan terlalu kecil atau besar, tetapi sebaiknya berukuran lebih kurang 30 x 30 x 50 cm yg dapat memuat buah duku sekitar 20 kg per peti. Setelah buah duku dikemas dlm kemasan yg baik maka kemasan itu dikumpulkan pada suatu tempat atau gudang utk kemudian diangkut dgn alat transportasi.
Manfaat utama tanaman duku sebagai makanan buah segar atau makanan olahan lainnya. Bagian lain yang bermanfaat adalah kayunya yg berwarna coklat muda keras & tahan lama, digunakan utk tiang rumah, gagang perabotan dan sebagainya. Kulit buah dan bijinya dapat pula dimanfaatkan sebagai obat anti diare dan obat menyembuhkan demam. Sedangkan kulit kayunya yg rasanya sepet digunakan utk mengobati disentri, sedangkan tepung kulit kayu digunakan untuk mengobati bekas gigitan kalajengking.